WahanaNews-Jateng | Dishub Jateng prioritaskan pasang lampu penerangan jalan umum di jalan raya Bayeman, Desa Tlahad Lor, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
Lokasi itu adalah TKP kecelakaan maut bus Kalingga Jaya, yang membawa rombongan siswa asal Kudus.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Selain Dinas Perhubungan Jateng juga akan memprioritaskan himbauan kepada para sopir bus pariwisata agar tidak memburu waktu.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Henggar Budi Anggoro akui jalur tersebut minim penerangan jalan umum.
Selain itu kondisi geografis dan topografis jalan tersebut berkelok-kelok.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
"Memang beberapa bagian gelap. Namun ada juga beberapa bagian yang sudah dipasangi lampu penerangan jalan umum (LPJU) tapi belum seluruhnya," ujarnya, Kamis (3/3/2022).
Henggar menuturkan alokasi anggaran yang dikeluarkan untuk pemasangan LPJU sangatlah besar.
Namun demikian pihaknya berusaha untuk melengkapi penerangan jalan.
"Kami di wilayah itu juga sedang melengkapi inventarisasi jalan. Kelengkapan jalan tidak hanya LPJU ada marka, rambu dan lain sebagainya," ujarnya.
Menurutnya selama ini Dishub Jateng telah mengupayakan marka jalan di tempat tidak terdapat LPJU.
Marka di ruas tersebut dianggap membantu pengguna jalan.
"Marka di ruas jalan itu kalau malam menyala jadi bisa membantu pengarah kendaraan. Tapi masalah di ruas jalan itu tidak semuanya bisa kami beri marka karena beberapa ruas jalan yang permukaan aspalnya tidak baru tidak bisa kami beri marka," ujarnya.
Dikatakannya, di jalur tersebut memang termasuk jalur rawan.
Pihaknya telah memberikan jalur penyelamat di ruas jalan itu.
"Namun yang jadi masalah kejadiannya setelah jalur penyelamat. Tapi sekarang masih dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh Satlantas Purbalingga. Sekarang kami menunggu laporannya," ujar dia.
Henggar menuturkan rata-rata kejadian kecelakaan lalu lintas diakibatkan sopir tidak hafal medan jalan.
Hal ini sering terjadi pada perusahaan bus pariwisata.
"Saya sering kali melakukan sosialisasi ke perusahaan bus pariwisata. Sebab sopir bus pariwisata tidak hafal jalan," ujarnya.
Berbeda halnya sopir bus reguler telah hafal jalur yang menjadi trayeknya.
Berdasarkan data yang ada kecelakaan lalu lintas sering terjadi bus pariwisata.
"Kebanyakan sopir tidak hafal jalur yang dilewati," ujar dia.
Ia menuturkan melihat fenomena tersebut kedepan akan lebih gencar melakukan sosialisasi ke perusahaan bus pariwisata.
Pihaknya menghimbau kepada sopir bus pariwisata agar tidak mengejar waktu ketika tidak hafal jalan.
"Kami juga sudah bersurat ke beberapa perusahaan bus pariwisata. Kami juga sering melakukan himbauan ke perusahaan bus pariwisata agar pemilik atau menghimbau sopir jangan mengejar waktu ketika tidak hafal jalan," ujar dia.[non]