WahanaNews-Jateng | Kasus positif Covid-19 di Kota Solo melesat lagi dengan penambahan 23 kasus positif pada Selasa (1/2/2022).
Sementara Senin 31 Januari terjadi penambahan 18 kasus positif. Total kasus aktif di kota Solo 104 orang, menjalani isolasi 90 orang dan perawatan 14 orang.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Dengan peningkatan kasus Positif, Pemkot Surakarta menemukan beberapa kasus baru Covid-19 di beberapa sekolah.
Saat ini sudah ada beberapa sekolah yang diputuskan untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengingat kondisi di sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, ditemukan kasus baru di beberapa sekolah.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Diantaranya yakni di SD N 16 Solo, SD N Sayangan, SD Pangudiluhur St Valentinus, SMP N 4 Solo, SMA N 1 Solo, SMA N 5 Solo dan SMK Mikael.
Pihak sekolah kemudian melakukan penelusuran pada pasien yang positif Covid-19.
Menurutnya, jumlah angka tracingnya beragam, tergantung dengan aktivitas pasien yang ditetapkan Covid-19.
”Dari sekolah-sekolah ini kami temukan masing-masing satu kasus baru. Kasus ini meningkat dari statusnya suspect dan akhirnya positif Covid-19. Di SMA N 1 itu bahkan tracingnya sampai 40 orang. Tapi saya belum bisa merinci berapa di masing-masing sekolah, sebab laporannya belum masuk,” katanya, Selasa (1/2/2022).
Sedangkan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming mengakui ada sebagian sekolah sudah menerapkan PJJ. Namun ada beberapa sekolah yang masih melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Pihaknya juga akan mengkaji ulang bilamana ada orang tua dan pihak sekolah yang akan kembali melakukan PJJ karena kasus Covid 19 kembali naik.
Namun pihaknya akan melakukan surveilans untuk pembelajaran tatap muka dan mempercepat booster untuk kalangan pendidikan.
"Ya kita awasi lagi Surveilans lanjut terus, dan ini kita percepat vaksin anak dan booster untuk guru. Kalau ada sekolah ingin PJJ ya kita kondisikan," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo Dian Rineta mengatakan sudah ada beberapa sekolah yang ditetapkan untuk PJJ, yakni di SD N Sayangan dan SD N 16. Kemudian SMA Warga, PTM juga akan dihentikan selama 10 hari.
Saat ini sudah ada 25 kasus yang ditemukan dari klaster SMA Warga. Menurut Rineta, pelaksanaan PJJ ini untuk menjaga emosional dari murid dan wali murid.
”Kondisinya secara emosional belum bisa diterima orang tua. Makanya kami putuskan untuk PJJ,” katanya. [non]