WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menegaskan bahwa masuknya investasi besar-besaran di sektor baterai kendaraan listrik (EV) di KEK Industropolis Batang bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, melainkan juga pencapaian kelas dunia.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyebut investasi yang dilakukan PT LBM Energi Baru Indonesia Batang di atas lahan seluas 31,72 hektare dengan nilai Rp1,5 triliun merupakan bukti bahwa Batang kini dilirik pemain global.
Baca Juga:
Airlangga Ajak Dunia Usaha Tetap Tenang, Pemerintah Pastikan Stabilitas Ekonomi
“Investasi sebesar ini bukan sekadar menanamkan modal, melainkan menandai bahwa Indonesia memiliki daya saing strategis di industri baterai EV. Kita bicara fasilitas riset, produksi, hingga ekspor yang semuanya masuk kategori kelas dunia,” ujar Tohom, Sabtu (14/9/2025).
Tohom menilai langkah LBM membangun fasilitas produksi dan pusat riset Lithium Iron Phosphate (LFP) di Batang akan menjadi tonggak penting bagi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Dengan target kapasitas produksi 150 ribu ton per tahun dan orientasi penuh pada ekspor, ini akan menempatkan Batang dalam peta rantai pasok global energi baru,” katanya.
Baca Juga:
Rem Sosial dan Kearifan Lokal: Strategi Jambi Menjaga Iklim Investasi di Tengah Ancaman Aksi Anarkis
Lebih jauh, Tohom menekankan bahwa proyek ini bukan hanya bicara teknologi, tetapi juga dampak sosial-ekonomi. Fasilitas yang akan beroperasi pada Juni 2026 tersebut diperkirakan mampu menyerap hingga 1.000 tenaga kerja lokal.
“Artinya, investasi ini membawa transformasi nyata. Bukan hanya pada skala industri global, tapi juga bagi masyarakat Batang yang akan tumbuh bersama,” tegasnya.
Menurut Tohom, kehadiran LBM juga menandakan bahwa KEK Industropolis Batang berhasil menjelma menjadi magnet investasi internasional.
“Kawasan ini punya posisi strategis, infrastruktur mumpuni, dan dukungan ekosistem investasi yang solid. Semua elemen itu menjadikan Batang pilihan rasional bagi investor kelas dunia,” tambahnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyoroti aspek perencanaan kawasan. Menurutnya, pengembangan terintegrasi di Batang akan memperkuat konsep aglomerasi industri modern di Indonesia.
“Jika dikelola dengan tepat, KEK Industropolis Batang akan menjadi role model kawasan ekonomi khusus masa depan. Bukan hanya untuk baterai EV, tetapi juga inovasi energi terbarukan lain,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama KEK Industropolis Batang, Ngurah Wirawan, menyampaikan bahwa masuknya LBM menegaskan kawasan Batang dipercaya pemain global.
“Kami bangga Batang kini menjadi bagian penting dari rantai pasok energi baru dunia,” kata Wirawan.
CEO PT LBM Energi Baru Indonesia Batang, Washington Feng, menambahkan bahwa alasan utama memilih Batang adalah kombinasi lokasi strategis dan dukungan ekosistem.
“Dari Batang, kami akan menghadirkan pusat produksi sekaligus inovasi energi baru untuk pasar global,” ujarnya.
Sementara itu, PJ Sekda Kabupaten Batang, Sri Purwaningsih, menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah.
“Komitmen kami adalah memastikan investasi ini juga memberi manfaat bagi masyarakat lokal, melalui peningkatan SDM, infrastruktur, dan kolaborasi lintas sektor,” tandasnya.
Dengan kehadiran investasi raksasa ini, Batang tidak hanya muncul di peta industri nasional, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam transisi energi dunia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]