WahanaNews-Jateng | Jasa Marga Semarang-Batang prediksikan pemberlakukan skema one way atau satu arah di jalan tol oleh kepolisian saat mudik Lebaran 2022 akan berpotensi perlambatan arus di ruas simpang susun Krapyak.
Direktur Utama PT Jasa Marga Semarang-Batang, Prajudi, mengatakan perlambatan arus tersebut karena terjadi penyempitan lajur dari semula dua lajur menjadi satu lajur.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Sehingga, secara kecepatan kendaraan tentunya akan berkurang.
“Sistem one way juga mempengaruhi lajur kendaraan yang masuk ke jalan tol dalam kota. Seperti di sekitar tanjakan kampus Unisbank Kota Semarang,” kata Prajudi, Jumat (22/4/2022).
Tanjakan jalan tol di sekitar Unisbank, lanjut Prajudi, akan menyebabkan perlambatan kecepatan kendaraan pemudik.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Sehingga, masih ada potensi perlambatas kendaraan meski truk tidak boleh melintas lajur tersebut.
Selain itu lanjutnya, di ruas simpang susun Jangli juga diprediksi akan terjadi kemacetan.
Meski kapasitas ruas tol Jangli masih cukup menampung kendaraan para pemudik, namun kecepatannya akan berkurang saat melaju di putaran menuju dalam Kota Semarang.
Kemudian perlambatan arus akan terjadi tanjakan tol Tembalang karena ada potensi antrean yang panjang.
“Di simpang susun Jangli antreannya terjadi saat kendaraan memperlambat kecepatan untuk memutar, kalau di tanjakan Tembalang akan banyak kendaraan yang mengantre. Selain itu di rest area juga berpotensi terjadi kemacetan. Makan kita imbau para pemudik supaya mematuhi batas kecepatan saat di jalan tol,” jelas dia.
Dirut Jasa Marga Trans Jawa Tengah, Denny Chandra Irawan, menyarankan kepada para pemudik untuk menyesuaikan pola arus mudik pada tahun ini.
Hal ini terutama untuk pemudik yang menempuh perjalanan jarak jauh.
“Para pemudik biasanya merasakan kelelahan ketika berada di jalan tol. Itu akan terjadi di ruas Semarang-Solo yang memiliki kontur jalan luru dan datas,” kata Denny.
Apalagi, sambungnya, dua tahun terakhir mudiknya dibatasi, sehingga perjalanan jarak jauh tahun ini perlu penyesuaian kembali.
Karena pola perjalanannya berubah.
Sebagai langkah antisipasi, Pihaknya menyiapkan pemasangan rambu strip dan marka jalan guna membuat para pengemudik tidak merasakan ngatuk.
“Nah, kita akan Kita pasang rambu strip dan marka sehingga kalau dirasa lelah ngantuk bisa dikejutkan dengan menginjak marka. Terus kalau sudah lelah menyetir, lebih baik istirahat lebih dulu,” tutup dia. [non]