WahanaNews-Jateng | Terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen masih menjadi misteri.
Keduanya merupakan pria muda J (29) dan RAB (27).
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
Pengamat Terorisme, Amir Mahmud menilai penangkapan dua terduga teroris itu tentunya sudah sesuai standar operasional prosedur dan UU.
Bahkan penangkapan di Sragen dan Sukoharjo menurut dia masih masuk dalam benang merah rentetan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (Riau) dan Jemaah Islamyiah (JI) Bengkulu.
"Yang ditangkap Densus 88, semua ini rentetan,” terang dia kepada wartawan, Senin (14/2/2022).
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
Namun Direktur Amir Mahmud Center itu menjelaskan, dia belum bisa memastikan jaringan kedua terduga teroris yang ditangkap itu di Solo Raya.
“Apakah JAD atau JI, tapi itu tidak lepas dari JI dan JAD, karena semuanya sama saja,” jelas dia.
Amir melihat banyaknya terduga teroris yang ditangkap di wilayah Solo Raya ini tak lepas dari ketersediaan akses.
Di mana Solo Raya biasanya digunakan untuk tempat melarikan diri atau tempat persembunyian sehingga berusaha mengelabuhi atau menyamarkan pelariannya.
"Jaringan teroris JI di Solo Raya ini masih sangat kuat, punya akses besar, diibaratkan JI di Solo Raya ini seperti nyala lampu merah," aku dia.
Bahkan JI di Solo Raya sangat menguasai wilayah, baik secara organisasi maupun oleh personalnya.
“Makanya, mengapa upamanya orang JI ketangkep di Solo, karena ada orang-orangnya bisa disembunyikan,” katanya.
Untuk itu dia menganggap, tak menutup kemungkinan dua terduga teroris di Solo Raya hari ini merupakan jaringan teroris JI.
“Tapi kalau JAD itu kecil-kecil,” katanya.
Masih menurut Amir, jika jaringan JI di Solo Raya bukan sekedar di wilayah, tapi kini jaringan masuk ke organisasi, lembaga pendidikan, partai politik, hingga ponpes.
“Yang dikatakan sejumlah pondok pesantren itu benar, bukan pesantrennya, tetapi orangnya ini menyusup di pesantren,” jelasnya.
“Bukan pesantrennya teroris, tetapi aktor-aktor ini memegang pengaruh di pondok,” tuturnya.
Seorang pria warga Desa Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen diamankan tim Densus 88, Senin (14/2/2022).
Pria tersebut diketahui berinisial J (29), yang merupakan warga pendatang dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Istri J, N (25) mengatakan tidak mengetahui apa-apa terkait penangkapan yang terjadi pada pukul 06.00 WIB tersebut.
"Saya nggak tahu, tiba-tiba diambil itu (ditangkap), masalahnya apa saya juga nggak tahu," katanya kepada wartawan.
N tidak mengetahui secara pasti penangkapan suaminya, karena baru mengambil stok tabung gas di desa sebelah.
Tiba-tiba suaminya pulang bersama petugas, yang mana ia tidak menghitung secara pasti berapa petugas yang datang.
"Terkejut tiba-tiba didatangi, soalnya nggak tahu apa-apa," jelasnya.
Saat petugas melakukan penggeledahan di rumahnya, tidak ditemukan barang-barang mencurigakan.
"Tidak ada apa-apa di rumah, tidak ada temuan apa-apa, yang dibawa hanya handphone suami yang masih aktif dan dua handphone yang sudah mati," terangnya.
Selama bersama J, N tidak menaruh curiga apa-apa kepada suaminya.
Karena sang suami hidup normal seperti biasa, bahkan sering ikut kegiatan di masyarakat.
"Sosoknya ya biasa, sama kayak umumnya, sholat ya seperti biasa, kalau ada kegiatan masyarakat selalu ikut," ucapnya.
"Perilaku menyimpang nggak ada, nggak pernah juga ngajari yang jelek-jelek juga, aktif ikut kegiatan masyarakat," tambahnya.
Detik-detik penangkapan J (29) oleh Densus 88 Antiteror di Desa Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen menegangkan.
Pria yang sehari-hari jadi tukang potong rambut di Kota Solo itu, dibawa pasukan burung hantu saat tengah kulakan gas elpiji 3 kg, Senin (14/2/2022).
Dilansir dari TribunSolo, penangkapan J di jalanan sebelum dirinya sampai rumah untuk meletakkan gas elpiji 3 kg.
Ya, selain tukang potong rambut, J memiliki warung kelontong di rumahnya yang dikelola oleh istrinya.
Perangkat desa setempat, Susilo membenarkan ada ada warganya yang dibawa Densus 88 Antiteror pagi sekitar pukul 06.00 WIB
"Iya benar ada penangkapan Densus 88, tadi pagi," ujarnya kepada wartawan.
Menurut dia, penangkapan diawali ketika J pergi kulakan tabung gas di Desa Karungan.
Saat hendak pulang, disitulah ia dibawa masuk ke mobil oleh petugas.
Kemudian, juga dilakukan penggeledahan di rumah J, yang kemudian petugas membawa satu unit handphone aktif dan dua unit handphone yang tidak aktif
Lanjut Susilo, J diketahui merupakan warga pendatang dari Kabupaten Pasuruan.
"Pendatang dari Pasuruan, datang sekitar tahun 2019, istrinya asli warga sini," terangnya.
"Anaknya masih kecil, kesehariannya tukang potong rambut di Solo, di rumah juga punya usaha warung kelontong," tambahnya.
J dikenal dengan sosok yang baik di tengah masyarakat, dan aktif di kegiatan masyarakat.
"Orangnya baik, kalau ada kegiatan masyarakat selalu ikut, pakaiannya juga biasa, tidak terlalu menonjol," jelas dia.
Rumah terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kini sepi dan sunyi, Senin (14/2/2022).
Rumah itu berada di Dusun Ngunut, Desa Bentakan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Dilansir dari TribunSolo, sejak didatangi pasukan burung hantu Mabes Polri sekitar pukul 09.00 WIB kini tampak tak ada kegiatan menonjol.
Adapun rumah tersebut ditempati pria berinisial RAB (27) bersama keluarganya.
Kini, rumah yang mirip ruko itu ditutup, tetapi hanya ada satu bagian yang buka layaknya seperti pintu keluar masuk.
Di atas rumah juga terlihat poster atau papan yang tertulis 'Toko Snack Kiloan'.
Ya, sehari-hari rumah tersebut digunakan untuk menjual berbagai makanan ringan.
Dengan penangkapan RAB, warga begitu kaget, karena sosoknya selama ini dikenal baik.
Menurut tetangga sekaligus Bu RT 02/VI Desa Bentakan, Luri Sumiati (46), RAB baru pindah di dusunnya baru 2 tahun terakhir.
"Aslinya warga Pakis, setelah menikah pindah ke sini, menempati rumah warisan dari ibunya," kata dia kepada wartawan.
Dikatakan, selama tinggal disana, RAB tak pernah melakukan kegiatan yang mencurigakan.
Bahkan, tak pernah membuat kegiatan di rumahnya.
"Selama pandemi kalau ada kegiatan kumpul harus izin RT, dan gak pernah ada kegiatannya di rumahnya," ujarnya.
Sumiati menuturkan, jika pulang kerja dari rumah ayahnya, RAB melakukan aktivitas seperti biasa, seperti salat magrib dan isya di masjid kampung.
"Ibadahnya juga biasa saja, sering srawung, kalau ada tetangga sering menyapa juga," kata dia.
"Kalau ada iuran warga, juga mau membayar," tambahnya.
Hingga akhirnya, Sumiati dikagetkan dengan kabar penggeledahan di rumah RAB pagi tadi.
"Saat penggeledahan saya dan bapak (RT) tidak di rumah, jadi tidak tahu persis, yang menyaksikan pak Kadus," jelas dia.
Seorang terduga teroris diamankan dari sebuah rumah di Dusun Ngunut, Desa Bentakan, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
Penangkapan tersebut dibenarkan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.
"Info dari Densus 88 di Baki," katanya saat dikonfirmasi, Senin (14/2/2022).
Kepala Dusun (Kadus) Bentakan, Sriyono menambahkan, warga yang diamankan berinisial RAB (27).
"Kalau penangkapannya kapan, saya tidak tau. Pagi tadi sekira pukul 09.00 WIB, penggeledahan," ucapnya.
Penggeledahan dilakukan di rumah orangtua RAB.
Sriyono diminta menjadi saksi selama proses penggeledahan berlangsung.
"Tadi ada dua alat bukti yang dibawa. Berupa HP dan Leptop," ucapnya.
Sriyono mengatakan, RAB merupakan warga asli Desa Bentakan.
Meski sudah berkeluarga, dia masih tinggal bersama kedua orangtuanya.
"Pekerjaannya apa saya kurang tau. Orangnya tertutup," ujarnya.[non]