WahanaNews-Jateng | Sumur resapan tidak efektif dalam mengatasi banjir. Pasalnya, faktor utama banjir adalah curah hujan dengan intensitas yang tinggi.
Penjelasan itu disampaikan oleh pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Yayat Supriatna, Senin (8/11/2021).
Baca Juga:
Didominasi Penegak Hukum, MAKI: Pimpinan Baru KPK Tak Mewakili Masyarakat dan Perempuan
“Yang menjadi masalah adalah banjir itu penyebabnya, faktor utamanya adalah curah hujan,” ucapnya.
Dia menegaskan, pada curah hujan dengan intensitas tinggi atau ekstrem, efektivitas dari sumur resapan untuk mengatasi banjir tidak direkomendasikan.
Sebab, fungsi dari sumur resapan adalah untuk menambah potensi cadangan air tanah atau tabungan air.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
“Karena memang fungsi sumur resapan itu untuk menyimpan, menambah, atau membuat tabungan air. Jadi menambah potensi cadangan air tanah.”
Untuk mengatasi banjir, lanjut Yayat, diperlukan pendekatan makro. Karena yang dihadapi adalah volume air yang begitu besar dan melimpah.
“Kalau misalnya sumur resapan untuk mengatasi banjir, itu sulit. Karena berbeda fungsinya. Kalau mengatasi banjir, pendekatannya harus makro,” lanjutnya.
Yayat justru menyarankan untuk membangun retention pond. Dia berpendapat, retention pond ini lebih mampu membantu mengendalikan air berlebih.
“Nah, kalau misalnya disediakan waduk, atau katakanlah retention pond dalam bentuk situ, bendungan, atau katakanlah embung, kemungkinan itu bisa membantu untuk mengendalikan air yang berlebihan.”
Perbedaan kapasitas dan fungsi antara sumur resapan dan retention pond memengaruhi efektivitasnya dalam mengatasi banjir.
“Jadi kita harus meluruskan kembali antara fungsi sumur resapan, drainase vertikal, dengan penanganan banjir,” tuturnya.
“Penanganan banjir itu sifatnya meluas, meliputi kawasan daerah aliran sungai, meliputi kawasan perkotaan.” [non]