WahanaNews-Jateng | Seseorang mengatasnamakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, akan berikan sumbangan renovasi masjid Dukuh Sono, Desa Bugel, Polokarto, Sukaharjo Jawa Tengah.
Namun, pelaku memberikan pemberitahuan bahwa dana sumbangan nantinya sebagian diminta ditransfer ke satu rekening yayasan tertentu.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa penipuan sumbangan dana renovasi masjid terjadi pada Selasa (22/2/2022) sore.
Awalnya, pelaku menghubungi takmir Masjid Rohman Sono melalui pesan WhatsApp (WA).
Pelaku yang mengatasnamakan Ganjar Pranowo berniat memberikan sumbangan dana renovasi Masjid Rohman Sono sebesar Rp 12,5 juta.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Pelaku juga meminta takmir masjid agar mengirimkan uang sumbangan sebesar Rp 2,5 juta dari Rp 12,5 juta tersebut kepada salah satu yayasan di Palur, Mojoloban.
Namun, setelah dicek ke rekening tujuan, ternyata tidak ada transferan uang sesuai dengan nominal yang disampaikan oleh pelaku.
"Saya kroscek dulu ke bank tujuan pengiriman. Setelah saya kroscek tidak ada (transferan masuk)," kata Ketua Takmir Masjid Rohman Solo, Suhardi dikonfirmasi wartawan, Kamis (24/2/2022).
Suhardi juga menyampaikan dalam percakapannya tersebut pelaku mengatakan akan berkunjung ke Masjid Rohman Solo pada Jumat besok.
"Dia (pelaku) katanya pada hari Jumat mau berkunjung ke Masjid Rohman setelah Ashar," ungkap dia.
Mengenai penipuan bantuan ini, kata Suhardi sudah disampaikan kepada panitia pembangunan atau renovasi Masjid Rohman.
"Baru kali ini (penipuan) dengan mengatasnamakan Bapak Ganjar Pranowo. Kemarin-kemarin tidak pernah ada. Saya juga bilang sama teman-teman panitia pembangunan tunggu dulu jangan-jangan itu penipuan," katanya.
Suhardi mengatakan sempat curiga dengan pelaku yang memintanya untuk mentransferkan uang sumbangan tersebut ke yayasan.
"Kalau memang dia pejabat mau membantu kok suruh ambilkan Rp 2,5 juta untuk bantuan yayasan. Saya juga curiga," ungkapnya.
Pihaknya mengatakan akan mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan tidak melaporkannya ke polisi.
"Saya tidak lapor polisi. Sudahlah namanya penipuan sekarang banyak. Harapannya dengan ini tidak terjadi pada yang lainnya. Tetap waspada dan berhati-hati," kata Suhardi.[non]