WahanaNews-Jateng | Warga Dewa Windunegara, Kecamatan Wagon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), dikejutkan dengan kabar kemunculan seekor harimau atau macan di permukiman warga.
Kabar munculnya macan ini kali pertama dihembuskan warga Grumbul Kepetek yang berprofesi sebagai petani yang mengaku mendengar auman macan. Selain itu, ada juga warga yang mengaku melihat jejak kaki hewan pemakan daging itu serta melihat sosoknya di kandang kambing milik warga.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Terkait informasi tersebut, Kepala Resor Konservasi Wilayah Cilacap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Dedi Rusyanto, mengaku akan menyelidiki. “Kami memang belum menerima permintaan resmi dari aparat setempat, baru sebatas pesan broadcast dari Whatsapp (WA). Namun kami akan teruskan ke pimpinan agar mendapat surat tugas untuk menyelidiki dugaan keberadaan macan itu,” ujar Dedi, dikutip Antara, Rabu (5/1/2021).
Ia mengakui berdasarkan pengalaman, auman macan atau binatang buas lainnya tidak seperti yang dibayangkan dalam pesan WA tersebut. Kendati demikian baru sebatas informasi melalui WhatsApp, dia mengatakan pihaknya telah melaporkannya kepada pimpinan BKSDA Jateng agar segera mendapatkan surat tugas untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan informasi mengenai dugaan keberadaan macan di Desa Windunegara, Kecamatan Wangon, Banyumas itu baru kali pertama ada. “Sebelum ini belum pernah ada informasi tentang keberadaan satwa liar ini [macan]. Makanya, kami akan mengecek kebenaran informasi itu,” jelasnya.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Area Jelajah
Bahkan, kata dia, pihaknya selama ini belum pernah melakukan identifikasi secara khusus terhadap jenis satwa liar besar yang kemungkinan hidup di kawasan hutan sekitar Desa Windunegara. Ia mengatakan jika di wilayah itu memang terdapat satwa liar jenis mamalia besar seperti macan, area jelajah satwa tersebut bisa lebih dari 20 kilometer.
“Ya bisa jadi itu kawasan atau wilayah hutan macan, jelajahnya bisa sampai ke sana. Bisa jadi itu bagian dari ringnya, itu pun tidak setiap saat macan itu lewat situ. Apakah dua hari sekali, sepekan sekali, kita enggak bisa pastikan,” imbuhnya.