WahanaNews-Borobudur | Dimas Sandi Ironi (65), difabel perajin barongsai asal Kota Magelang tetap berusaha membuat barongsai di tengah keterbatasan dan pandemi.
Saat ditemui wartawan di rumahnya Jalan Daha No 36 Kota Magelang, Sandi tengah membuat barongsai ukuran kecil untuk anak-anak.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Kepiawaiannya membuat barongsai dan liong tersebut turun-temurun dari kakeknya.
Meski sejak 11 tahun yang lalu menyandang disabilitas, namun tak menyurutkan semangatnya untuk terus memproduksi barongsai.
Selain itu, ia duduk sebagai pembina di sejumlah klub barongsai di wilayah Magelang, Muntilan, hingga Temanggung.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Sandi menuturkan, mulai membuat barongsai sejak usia 7-8 tahun.
Pembuatan tersebut terus dilakukan hingga sekarang.
Sekalipun saat pandemi sepi, namun tetap membuat barongsai.
Barongsai dibuat bukan dijual secara umum melainkan untuk mencukupi kebutuhan 8 klub yang dibinanya.
Sandi masih ingat apa yang disampaikan kakeknya jika barongsai bukan politik melainkan kesenian.
Bahkan saat Orde Baru ada larangan pentas barongsai dengan leluasa.
Sandi menambahkan, sebelum pandemi, menjelang Imlek klub yang berada di bawah Bhinneka Nusantara sering pentas di sejumlah hotel.
Undangan main tersebut baik di hotel kawasan Borobudur maupun Jogja, namun saat pandemi ini tidak ada. [rda]