WahanaNews-Borobudur | Proyek Jalan Tol Bawen-Yogya berdampak pada kehidupan warga, salah satunya paguyuban yang akan hilang karena warga diharuskan menempati tempat tinggal baru.
Menyadari kenyataan itu, mantan Kepala Desa (Kades) Karangkajen, Secang, Magelang, bernama As’ari (60), rela menghibahkan tanahnya seluas empat hektare.
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
Ia ingin tanahnya itu dibangun pemukiman warga Dusun Diwak yang terdampak pembangunan tol.
Nantinya, lahan itu akan dibangun pemukiman warga yang terdiri dari 75 keluarga yang terdampak relokasi.
Tak hanya itu, di sana pula akan dibangun kandang ternak sebagai pekerjaan sampingan warga.
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
“Warga Diwak pekerjaannya kebanyakan serabutan, jadi mereka biasa menyimpan ternak. Nanti kalau ada kebutuhan mendesak, misal untuk menyekolahkan anak, ternak itu bisa mereka jual,” kata mantan kades itu, dikutip dari ANTARA pada Senin (7/3).
Alasannya Ingin Bersama Warga
As’ari mengatakan, dia rela menghibahkan tanahnya kepada warga karena ia merasa sudah menjadi keluarga besar Dusun Diwak dan warga tetap tinggal dalam satu kampung.
“Kami sudah berpuluh-puluh tahun tinggal bersama dan yang membuka lahan di Dusun Diwak ini juga kakek kami. Dulu juga kepala desa tahun 1923 sampai tahun 1947 dan sekarang harus pindah masyarakat tetap ingin bersama-sama,” kata As’ari.
Ia mengatakan, warga mengaku keberatan kalau harus tinggal terpencar-pencar.
Inilah yang membuatnya rela menghibahkan tanah miliknya, walau begitu warga tetap berkeinginan membayar lahan yang akan ditempati.
Harapan Asari
Sementara itu, warga Dusun Diwak, Irfandi (56) mengatakan saat ini warga di dusunnya tengah melakukan kerja bakti untuk persiapan membuat pemukiman.
Sejauh ini pengerjaan berfokus pada pembuatan saluran drainase dan jalan. Ia menyebut jarak kampung lama dengan pemukiman yang baru itu sekitar 500 hingga 600 meter.
“Berdasarkan informasi warga satu dusun kami yang terkena proyek tol ada 75 kepala keluarga yang terdiri dari 500 warga. Lahan tempat tinggal baru kami nanti milik Haji As’ari. Beliau menghendaki lahan gratis sampai balik nama lahan juga gratis. Tapi warga ingin kalau bisa jangan gratis,” kata Irfandi dikutip dari ANTARA, Senin (7/3).
Dengan penempatan lahan baru itu, As’ari berharap warga lebih tenteram dan nyaman menjalani kehidupan sehari-hari. Mengenai harga tanah, ia mempersilakan warga untuk membayar semampu mereka. [rda]