WahanaNews-Borobudur | Sebanyak delapan perwakilan kelompok pembatik di Kabupaten Karanganyar dan Sragen mengikuti pelatihan desain fesyen dan purwarupa.
Pelatihan yang digelar Badan Pelaksana Otorita Borobudur atau BOB ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk.
Baca Juga:
BOB Targetkan 22 Juta Pergerakan Wisatawan untuk Tahun Depan
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB, Bisma Jatmika, mengatakan pelatihan desain fesyen dan purwarupa dilaksanakan di dua lokasi.
Lokasi pertama di Rumah Batik Mawastri, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen pada Senin-Kamis (8-11/8/2022).
Lokasi kedua di Rumah Batik Giri Arum, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar pada Jumat-Minggu (12-14/8/2022).
Baca Juga:
Ratusan Pesepeda Diajak Telusuri Keindahan Perbukitan Menoreh
“Kegiatan dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas usaha ekonomi kreatif fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur DPN Solo-Sangiran,” kata dia dijumpai di Rumah Batik Giri Arum, Matesih pada Minggu (14/8/2022).
Perwakilan delapan kelompok batik mengikuti pelatihan itu di antaranya, batik Batara Kresna, Soka, Sekar arum, Mekar Jaya, Sekar Tandjung, Sumberbulu, Girilayu, dan Ecoprint New Coral.
Kegiatan pelatihan desain fesyen dan purwarupa merupakan salah satu rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas usaha ekraf fesyen.
Kegiatan ini akan dilanjutkan pada pelatihan workshop foto dan katalog.
“Ini suatu sinergi dan implementasi pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Dimana seni, budaya, karakter daerah, dan kerajinan khas daerah akan dioptimalkan menjadi suatu produk unggulan,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pertumbuhan usaha mikro. Kemudian, menyediakan lapangan pekerjaan berbasis lokalitas dan meningkatkan konsumsi produk berbasis kebudayaan dan kreativitas lokal.
Ketua Tenaga Ahli Ekraf Fesyen, Nancy, mengatakan peserta mendapatkan bekal materi pengenalan desain dasar dan produk berbahan dasar kain batik. Peserta juga mendapat pelatihan menyusun konsep dan koleksi serta model making atau prototyping.
“Diharapkan melalui pelatihan dan pendampingan ini perajin batik memiliki referensi maupun metode baru dalam penciptaan desain fesyen dan purwarupa. Sehingga mampu menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat di sekitar Kawasan Pariwisata Borobudur,” tuturnya.
Peserta pelatihan perwakilan kelompok Souvenir Tas Lukis Sumberbulu, Mojogedang, Karanganyar, Kristina Aditama, 20, mengaku menerima banyak manfaat dengan pelatihan tersebut.
Ia bisa mengenal lebih dalam bagaimana merencanakan produk hingga produk tersebut siap jual.
“Kami diberi pelatihan membuat produk, mendesain produk, dan pemasarannya,” tutur dia.[zbr]