WahanaNews-Borobudur | Tim Ekspedisi Maritim 2022 menemukan bukti kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim. Hal ini ditemukan saat tim menjelajahi Candi Borobudur yang menampilkan 9 relief kapal dalam dinding di sekitar candi.
Dari penemuan tersebut, Kolonel Laut (P) I Gusti Putu Ngurah Sedana (Kolonel IGP) menjelaskan di tahun 2003, bangunan kapal yang dibuat berdasarkan relief Candi Borobudur merupakan replika kapal tradisional asli bangsa Indonesia di abad ke-9.
Baca Juga:
43 Bhikkhu Thudong dari Thailand, Malaysia, Singapore Tiba di Candi Borobudur untuk Rayakan Tri Suci Waisak
Adapun kapal tersebut dibuat dengan kecanggihan teknologi pada masanya, yang belum dikenal oleh bangsa Eropa.
Ia menambahkan kapal tersebut telah menempuh rute yang diduga pernah dilewati nenek moyang bangsa Indonesia untuk berdagang kayu manis hingga ke Afrika.
Rute ini dikenal sebagai Rute Kayumanis, The Cinnamon Route. Perjalanan Kapal Samudraraksa yang saat itu dikomandoi dirinya menjadi pelayaran 'Napak Tilas' jalur rempah. Kapal ini memulai pelayaran bersejarah dengan menyeberangi Samudra Hindia menuju Accra, ibukota Ghana, di pesisir barat Benua Afrika.
Baca Juga:
Suku Mulu Wolomeze Wakili Pemkab Ngada Hadir di Acara Ruwatan Bumi
Adapun dahulu, Kolonel IGP merupakan seorang perwira Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI Angkatan Laut yang yang dipercaya menahkodai Samudraraksa.
Nama kapal ini merupakan nama resmi Kapal Borobudur yang diberikan Megawati Soekarnoputri dalam mengemban misi kebudayaan, pariwisata dan perdamaian.
Kolonel IGP Sedana mengungkapkan Kapal Samudraraksa yang sebelumnya berangkat 15 Agustus 2003 tiba di Ghana pada 23 Februari 2004. Kapal ini menempuh waktu pelayaran kurang lebih 7 bulan dan jarak tempuh 11.000 NM sama dengan 20.372 KM.
"Selama berlayar berbagai kegiatan yaitu menentukan posisi dengan Ilmu Astronomi Navigasi Bintang untuk menentukan posisi yang dilaporkan setiap hari ke Puskodal TNI AL dan Kementerian Pariwisata. Perawatan bangunan kapal, perawatan layar, perawatan mesin yang selalu terendam air laut saat ombak besar. Saling belajar dengan para pelaut menggunakan bahasa tradisional bahasa Jawa ataupun Indonesia dan pelaut asing mengajarkan bahasa Inggris, serta melakukan ibadah sesuai dengan agamanya masing - masing, dan menyiapkan atraksi saat mendarat," ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Ia menyebut terdapat 27 crew kapal Anak Buah Kapal (ABK) yang mengikuti pelayaran kapal Samudraraksa. Jumlah ini terdiri dari, Pimpinan Ekspedisi Phillip Bill (Mantan Marinir Inggris), Nahkoda Kapal Kapten Laut (P) IGPN Sedana, 3 orang Pelaut Tradisional (Suku Bajo), 6 Pelaut Milenial yang merupakan anak-anak muda dan 16 Pelaut Asing (Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Swedia, Selandia Baru, USA, Australia).
Seperti diketahui, selain Candi Borobudur, tim Ekspedisi Maritim juga mengeksplor Museum Kapal Samudraraksa, mengunjungi destinasi wisata maritim Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir Parangkusumo.
Kegiatan ini juga dihadiri Sekdispenal Kolonel Laut (P) Antonious Widyoutomo, Ahli Sejarah Prof. Sri Margana, Gian Ardy Foernama dari Tempo dan didampingi oleh staf Lanal Yogyakarta.[zbr]