WahanaNews-Borobudur | Bupati Magelang, Zaenal Arifin menegaskan wilayah yang ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) tidak ada persaingan sektor pariwisata.
“Tentunya tidak ada persaingan di antara kami. Kompak lah, ini bolo kabeh (teman semua) lah,” ujarnya.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Hal itu disampaikan Zaenal Arifin dalam acara Talkshow Nasional bertajuk “Pariwisata Ekonomi Kreatif DIY-Jateng Menuju Era Endemi Covid-19” yang digelar bersamaan dengan Tribun Inspiring Award, di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel, Jumat (22/4/2022) sore.
Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dan sejumlah Kepala Daerah di DIY-Jateng.
Zaenal Arifin menekankan bahwa para pimpinan pemerintah daerah DIY-Jateng saling membantu dan saling mengisi dalam sektor pariwisata.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
“Kita saling membantu, saling mengisi, untuk kepentingan kita bersama dalam rangka menghadirkan kesejahteraan kepada masyarakat. Goal-nya (tujuannya) kan di situ,” tuturnya.
Ia mengaku optimistis, income atau pendapatan Kabupaten Magelang akan bertambah.
“Di era endemi ini kami tidak terlalu khawatir, karena begitu ‘kran’ (pariwisata) kita buka, Insya Allah (income akan bertambah),” katanya.
Sementara itu, terkait sektor pariwisata di wilayah kepemimpinannya, Zaenal Arifin mengatakan pihaknya sedang menata dan memoles berbagai destinasi wisata, salah satunya Candi Borobudur.
“Sebagai salah satu super prioritas, Borobudur ini, maka atraksi amenitas dan aksesibilitasnya ini terus ditata, terus diatur, untuk dikembangkan. Sehingga ini sedang… kalau anak perempuan ini sedang molek-moleknya, sedang berdandan, gitu,” kata Zaenal Arifin.
Ia menjelaskan, Pemkab Magelang sedang menggalakkan pariwisata yang berbasis masyarakat dengan menghadirkan desa-desa wisata.
Pariwisata yang berbasis masyarakat itu, kata dia, disebut juga sebagai CBT (Community Based Tourism).
“Kita cukup punya banyak daya tarik wisata di Kabupaten Magelang, (ada) 200 lebih daya tarik kita. Desa wisata kita sudah di atas 50,” katanya.
Zaenal Arifin menyebutkan bahwa berbagai destinasi wisata tersebut terus dikembangkan oleh masyarakat dan pihak desa wisata.
Ia pun mengapresiasi masyarakat yang terus melakukan promosi lewat berbagai media digital. Zaenal juga mengucapkan terima kasih kepada Tribun Jogja yang turut mengkampanyekan wisata Magelang.
“Maka di hari ulang tahun (Tribun Jogja) ini, saya juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Tribun Jogja. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik,” ucapnya.
Gotong royong bangkitkan ekonomi Magelang
Zaenal Arifin pada kesempatan tersebut juga sempat memaparkan bagaimana pihaknya mendorong agar masyarakat bahu-membahu untuk membangkitkan ekonomi di Kabupaten Magelang.
Ia menjelaskan, ketika produsen batik kebingungan tentang produknya yang tak laku, pihaknya meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Bank Bapas 69 miliknya untuk membeli produk batik masyarakat.
Zaenal Arifin meminta Bank Bapas 69 dan BUMD untuk membeli produk batik.
“Kita punya BUMD, saya punya Bank Bapas 69 contohnya, (Saya bilang) Eh, kamu beli ini. Kamu buat souvenir buat para peminjam,” kata Zaenal.
“BUMD juga tak minta jadi orangtua asuh bagi UMKM-UMKM di Kabupaten Magelang,” pungkasnya. [rda]