WahanaNews-Borobudur | Pemerintah mengebut revitalisasi kawasan wisata Super Prioritas Candi Borobudur. Kini, salah satu situs warisan budaya dunia itu tampil dengan wajah baru yang jauh lebih menarik.
Dari segi tampilan, bangunan candi yang terletak di Jawa Tengah ini juga tampak semakin megah.
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
Sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP), Borobudur pun siap menerima wisatawan domestik dan mancanegara.
Apalagi ditambah dengan fasilitas yang ramah pengunjung. Berbagai fasilitas ramah lingkungan tersedia di sepanjang jalur kawasan Candi Borobudur, seperti penyediaan air bersih siap minum, tempat pemilahan sampah, dan jalur yang ramah disabilitas.
Meski bangunan candi belum bisa dinaiki, pengunjung akan tetap merasa puas dengan panorama berlatarkan bangunan Candi Borobudur.
Baca Juga:
BRIN Ajak Peneliti Global Riset Kesehatan Tanah di ICC MAB Maroko
Pengunjung juga bisa membeli suvenir dan menikmati keliling kawasan candi menggunakan sepeda, kereta mini, dan andong. Tidak hanya itu, berbagai destinasi wisata pendukung juga tidak kalah menarik.
Di antaranya pengunjung bisa mengelilingi desa wisata sekitar menggunakan mobil volkswagen. Beberapa tempat yang bisa dikunjungi adalah taman budidaya kupu-kupu, produksi gula jawa, budidaya madu, pengolahan jamur, dan Svagabumi untuk swafoto.
Menurut Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur Edy Setijono, setelah pemerintah menata ulang kawasan candi, wisatawan akan mendapatkan pengalaman baru sejak masuk kawasan candi yang terletak di kabupaten Magelang itu, tanpa harus menaiki bangunan candi.
“Jadi experience (pengalaman) itu sudah bisa dinikmati (wisatawan) sejak masuk ke kawasan (candi Borobudur). Pemerintah sudah melakukan revitalisasi pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan, koridor sampai ke dalam area Candi,” terang Edy di Jakarta.
Edy mengatakan penataan ulang antara lain dengan melebarkan koridor jalan menuju arah candi dan menyiapkan banyak ruang terbuka (open space) sehingga pengunjung bisa melihatnya secara jelas sejak melewati pintu masuk.
“Fasilitas juga kita sediakan, termasuk semakin banyak open space (ruang terbuka) di dalam. Wisatawan tidak harus langsung ke lokasi candi, tetapi dia bisa melihat menikmati keindahan taman yang hijau dan bersih,” katanya.
Bereksperimen Tak hanya itu, lanjut Edy, dengan wajah baru itu para pengunjung atau wisatawan juga bisa bereksperimen dengan beberapa fasilitas di dalam kawasan Candi Borobudur.
Di antaranya beberapa museum yang ada di dalamnya, seperti museum Karmawibhangga yang berisikan koleksi-koleksi arkeologikal.
Selain itu, ada museum Samudra raksasa yang dibuat dengan konsep digital. Setelah sempat ditutup cukup lama selama pandemi covid-19, sekarang wisatawan yang datang juga bisa menikmati berbagai layanan yang disiapkan dan mengagumi keindahan dan kemegahan kawasan itu.
Semua itu bahkan bisa dinikmati sebelum memasuki dan melihat langsung bangunan Candi Borobudur yang hingga saat ini masih tidak boleh dinaiki.
“Karena pemerintah atau kita semua ingin agar cara menikmati bangunan kemegahan Borobudur itu, tidak harus dengan menyentuh bangunan itu sendiri,” jelas Edy.
Edy juga menyampaikan pihaknya sedang menyusun standard operating procedure (SOP) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar ke depan memiliki panduan yang sama.
Dalam usulan tersebut, pengelola candi menyampaikan bahwa dengan semangat konservasi, wisatawan sedapat mungkin diupayakan untuk bisa menikmati kemegahan Borobudur tanpa harus naik ke struktur bangunan.
Ia juga mengungkapkan pihaknya telah mengajukan usulan tiga pihak yang bisa mendapatkan izin menaiki bangunan Candi Borobudur. Antara lain para pejabat atau kepala negara lain yang berkunjung untuk kepentingan diplomasi, pemuka agama untuk upacara keagamaan, dan peneliti untuk kepentingan sains.
“Ada pihak yang memang harus difasilitasi untuk kepentingan tertentu yang diberikan akses untuk naik ke struktur candi yaitu, tamu kenegaraan, tokoh agama, serta pihak-pihak yang memiliki tujuan riset dan edukasi,” jelasnya.
“Ketika pemerintah ingin menjadikan Borobudur sebagai Super Prioritas, tentunya yang diharapkan adalah pertumbuhan kawasan secara keseluruhan, agar Borobudur menjadi percontohan wisata di daerah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar),” pungkasnya.
Penilaian Unesco Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menambahkan upaya yang telah dilakukan pengelola Candi Borobudur bertujuan meminimalisasi jumlah orang yang naik ke struktur bangunan candi.
Selain untuk konservasi bangunan Candi, upaya itu diharapkan bisa berpengaruh terhadap penilaian oleh Unesco (Badan PBB yang membidangi sektor pendidikan dan kebudayaan) terhadap warisan budaya dunia tersebut. “Setiap membangun di kawasan warisan budaya dunia ada namanya HIA, heritage impact assessment, yang diajukan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek ke UNESCO.
Nanti setelah itu mereka memberikan monitoring terhadap apa yang dilakukan pemerintah, sesuai atau tidak. Mereka memberikan catatan-catatan. Mudah-mudahan saat Unesco memberikan penilaian (terhadap Candi Borobudur), itu bisa memberikan nilai positif,” jelasnya.
Sementara itu, sebagai bentuk dukungan untuk tindakan konservasi, Kemendikbudristek akan menyelenggarakan workshop kepada penduduk sekitar candi untuk pembuatan sandal khusus.
“Sandal tersebut nantinya digunakan ketika pihak yang diizinkan naik ke atas candi agar menjaga struktur Candi Borobudur,” tutupnya.[zbr]