WahanaNews-Borobudur | Kantor DPRD Kabupaten Magelang diseruduk paguyuban perajin tahu tempe Magelang guna menggelar aksi demo menyikapi kenaikan harga kedelai yang berimbas pada produksi.
Ratusan massa itu datang mengendarai mobil dan truk.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Mereka berangkat dari tempat usaha sentra tahu dan tempe di Mejing, Kecamatan Candimulyo.
Sesampainya di DPRD Kabupaten Magelang, langsung menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kemudian, massa berorasi dan melakukan happening art serta membacakan pernyataan sikap.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kami sangat prihatin terhadap nasib dan masa depan kami selalu pelaku atau perajin tahu tempe dikarenakan usaha rumahan kami ini terancam gulung tikar yang disebabkan oleh melambungnya bahan baku tahu dan tempe. Padahal usaha rumahan kami sebagai sumber mata pencaharian yang sudah menopang hajat hidup kami selama ini," kata juru bicara aksi, Wendra Aliyono saat membacakan pernyataan sikap di atas bak truk, Jumat (25/3/2022).
Pihaknya meminta kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatur tata niaga kedelai, minyak goreng serta bahan pokok yang lain.
"Kami mengutuk keras atas indikasi sabotase oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan meminta aparat penegak hukum untuk mengambil langkah penindakan terhadap kelompok atau pihak yang mengambil keuntungan dari kondisi kami saat ini," tegasnya.
Selama aksi berlangsung, sejumlah polisi dan TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi.
Kabag Ops Polres Magelang Kompol Maryadi mengatakan pihaknya mengerahkan 215 petugas baik dari unsur polisi maupun TNI.
"Kami mengamankan mulai dari jalur yang dilewati hingga sini (DPRD)," ujarnya.
Usai melakukan aksi, para perajin tahu dan tempe melakukan dialog dengan anggota DPRD Kabupaten Magelang. [rda]