WahanaNews-Semarang | Akibat kelonggaran dari pemerintah, arus mudik Lebaran melalui jalur laut diprediksi akan mengalami lonjakan penumpang dibanding tahun lalu.
Direktur SDM dan Umum PT Dharma Lautan Utama (DLU) Mochammad Wahyudin mengatakan sebagai operator pihaknya sudah bersiap menyambut musim Lebaran tahun ini karena Ia memprediksi ada peningkatan jumlah penumpang.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Beberapa langkah sudah dilakukannya mulai dari rapat internal, persiapan armada, hingga pengecekan fasilitas penunjang lain.
"Kami telah mengadakan rapat koordinasi pada bulan Maret lalu kepada seluruh manajer cabang di Indonesia untuk merumuskan strategi langkah supaya angkutan lebaran ini bisa berjalan lancar, " imbuhnya saat acara buka puasa bersama PT. Dharma lautan utama cabang Semarang bersama Mitra kerja dan Mitra usaha sekaligus koordinasi kesiapan angkutan lebaran 2022, di Gets Hotel Semarang, Rabu, (13/4/2022).
Dari sisi armada, kapalnya sudah dilakukan pengecekan baik dari sisi kehandalan maupun kesiapan.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Hasilnya bahwa kapal-kapal di cabang Semarang dinyatakan sudah layak untuk bisa jalan.
"Insyaallah semuanya sudah siap untuk kondisi armada apalagi khusus di cabang Semarang dari 4 kapal yang kami siapkan Insya Allah tidak ada yang terkena masalah kau kan sudah dilakukan uji hasilnya sudah layak untuk bisa jalan, " imbuhnya.
Kesiapan berikutnya dari sisi service atau layanan.
Nanti akan dijalankan mulai dari pembelian tiket sampai proses pulang.
Pihaknya membuat satu strategi supaya orang-orang tidak terjadi penumpukan pada waktu-waktu tertentu.
Salah satu strateginya adalah ia mengimbau kepada pemudik untuk mengatur jadwal pemberangkatan.
Salah satu cara adalah membuat strategi masalah harga tiket supaya pada saat menjelang mendekati hari H Lebaran harga tiket akan dinaikkan.
"Jadi kalau memang masyarakat kepingin harganya lebih murah maka H minus 10 atau minus 15 itu bisa mereka menggunakan kapal untuk mengurai apa terjadinya penumpukan di hari-hari tertentu atau waktu-waktu, " imbuhnya.
Terkait dengan syarat perjalanan, pihaknya mengikuti aturan yang berlaku dari Pemerintah.
Seperti misalnya kalau penumpang sudah melakukan vaksin 3 kali atau Booster maka dia tidak perlu melakukan swab atau PCR.
Sedangkan untuk pemeriksaan ia tetap melakukan kerjasama dengan pihak Pelindo KKP maupun regulator yang ada di pelabuhan.
"Kami juga tetap menyediakan sarana prasarana ada tempat untuk cuci tangan, tempat untuk pengecekan suhu, termasuk di atas kapal."
"Dharma Lautan Utama dari sisi kesiapan Armada, sumber daya manusianya persiapan servicenya insya Allah bisa kita Nyatakan sudah siap untuk melayani customer yang ada di Semarang khusus, " ujarnya.
Dijelaskannya pemudik di pelabuhan Semarang paling banyak dari Kalimantan. Untuk jumlahnya sendiri disesuaikan dengan kapasitas kapal.
Pihaknya menghimbau kepada perusahaan yang ada di Kalimantan supaya memberikan THR jangan terlalu mepet dengan hari H Lebaran. Sehingga bisa menjadi potensi untuk terjadi penumpukan pada waktu waktu tertentu dalam pembelian tiket.
Kasubdit Lalu Lintas KSOP Tanjung Mas, Mashudi Rofiq mengatakan, dibandingkan tahun kemarin mudik kali ini akan ada lonjakan penumpang. Tapi pihaknya belum bisa melihat apakah lonjakan kali ini hampir seperti pra pandemi lalu.
"Tapi sesuai dengan arahan dari pusat yaitu diminta harus menyiapkan skema lonjakan penumpang seperti pada saat sebelum pandemi ini terjadi, " imbuhnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng, Henggar Budi Anggoro menyatakan, sesuai prediksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan ada 21,3 juta kendaraan bakal masuk ke Jateng pada mudik Lebaran 2022.
Henggar memperkirakan puncak mudik Lebaran akan terjadi pada H-3 hingga H-2 dengan jumlah kendaraan yang masuk ke Jateng dalam satu hari mencapai 100.000 kendaraan.
Dia memperkirakan bila pada arus mudik Lebaran mendatang diberlakukan manajemen lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dengan sistem one way, sehingga dari timur diarahkan ke ruas jalan nasional.
"Untuk potensi kemacetan, ada di jalur pantura. Khususnya wilayah Kedal, Pekalongan, dan Brebes,” ujar Henggar. [rda]