WahanaNews-Semarang | General Manager Trans Jawa Tollroad Regional Division, Prayudi mengatakan rencana one way di ruas tol Semarang selama mudik lebaran masih dalam tahap kajian. Penerapan one way di jalur tol ABC masih didiskusikan dengan TMJ Semarang-Solo dan kepolisian.
Pihaknya tidak yakin rancangan one way dapat berjalan mulus.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Sebab jika diberlakukan one way maka sangat berat di ruas tol Semarang-Solo."
"Jadi jika diberlakukan, maka dari arah Solo kendaraan dialihkan ke kota dan sangat berat," jelasnya, Rabu (20/4/2022).
Menurutnya, opsi cara bertindak yang dilakukan jika one way diberlakukan adalah mengontrol arus kendaraan di Kalikangkung.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Arus kendaraan akan dialihkan ke arah Kaliwungu maupun Weleri agar antrean tidak terlalu panjang.
"Hal ini bertujuan agar kendaraan tidak terlalu banyak masuk di tol Kalikangkung," ujarnya.
Prayudi menuturkan jika antrean kendaraan terlalu panjang maka akan berisiko.
Namun demikian keputusan one way berada di Kepolisian.
"Jika antrean di tol Kalikangkung mencapai 1 kilometer maka kendaraan dialihkan pintu sebelumnya yaitu di Kaliwungu atau Weleri dan nanti masuk lagi tol Krapyak," ujarnya.
Ia menuturkan jika terjadi antrean, Jasa Marga akan terus berkoordinasi dengan Dishub maupun Kepolisian. Namun demikian keputusan berada di Polantas.
Corporate Communication and Community Developmen Group Head Jasamarga, Dwimawan Heru menambahkan, rekayasa lalu lintas pembatasan yang akan dilakukan jika terlalu padat di tol trans jawa adalah ganjil genap.
Namun saat ini rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan adalah one way atau contra flow.
"Jadi one waynya nanti sampai tol Kalikangkung."
"Jika tidak kuat maka akan ditambah lagi contra flow."
"Setelah contra flow akan menyambung ke jalur one way," jelasnya.
Namun demikian semua rekayasa lalu lintas merupakan diskresi dari Kepolisian.
PT Jasamarga akan terus mendukung dari sisi fasilitas, petugas, dan informasi.
"Kami menghimbau agar pengguna jalan tidak melakukan perjalanan saat puncak arus mudik maupun arus balik."
"One way dan contra flow salah satu solusi telah disampaikan masyarakat. One way akan diinformasikan pemerintah," terangnya.
Heru berpendapat masyarakat diminta agar tidak bersamaan melakukan perjalanan saat puncak arus mudik karena melihat dari sisi kapasitas jalan.
Oleh sebab itu pengguna jalan diharapkan kerjasamanya dengan memanfaatkan waktu cuti bersama diberikan pemerintah.
"Masyarakat bisa menggunakan waktu tambahan cuti bersama yang diberikan pemerintah selama 4 hari. Ini bisa digunakan."
"Kami berharap pengguna jalan bisa lebih flexibel," tutur dia.
Ia memprediksi puncak arus mudik pada H-3 atau 29 April 2022.
Sementara itu puncak arus balik pada 8 Mei 2022 atau H+6.
"Kami juga menghimbau pengguna jalan tidak terlalu lama berada di rest area."
"Masyarakat bisa menggunakan waktu selama 30 menit," tutur dia. [rda]