WahanaNews-Jateng | Proyek pembangunan jembatan gantung Girpasang di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, klaten kini telah memasuki tahap finishing. Jembatan tersebut dibangun untuk memberi kemudahan mobilitas pada warga Girpasang dan dapat mempersingkat waktu tempuh mereka yang selama ini melintasi jalan setapak di tepian jurang.
Karena lokasinya yang menyatukan dua bukit yang dipisang jurang dalam, jembatan gantung Girpasang terlihat begitu eksotis. Melewati jembatan ini juga bukan hal yang mudah, terutama bagi yang takut ketinggian. Ini seperti uji nyali.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Jembatan gantung Girpasang terbentang di atas jurang yang memisahkan Dukuh Girpasang dengan Dukuh Ngringin. Jembatan ini mulai dibangun pada Agustus 2021. Jembatan gantung itu membentang sepanjang 120 meter dan berada di ketinggian sekitar 150 meter dari dasar jurang. Lebar jembatan ini 1,8 meter dengan tinggi pagar dilengkapi jaring hampir 2 meter. Tower penahan beban atau pylon jembatan tingginya 12 meter.
Pembangunan jembatan gantung Girpasang didanai pemerintah pusat melalui APBN. Proyek pembangunan jembatan itu satu paket dengan jembatan Pareyan di Semarang. Total nilai kontrak proyek pembangunan kedua jembatan itu Rp5,89 miliar.
Jembatan gantung Girpasang bakal menjadi jembatan gantung berlokasi paling tinggi di Klaten. Jembatan itu menjadi akses warga Girpasang yang tinggal di punggung bukit yang berjarak sekitar 5 km dari puncak Gunung Merapi. Girpasang berada di ketinggian sekitar 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Pembantu Pengawas Lapangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Pajar Suryanto, mengatakan proyek pembangunan jembatan gantung saat ini tinggal pengecekan ulang. “Itu juga perlu ketelitian agar lebih nyaman dan aman. Finishing itu seperti dicek ulang bautnya sekaligus antisipasi kalau masih ada yang kurang. Semua sudah sesuai atau belum,” kata Pajar saat ditemui Solopos.com di Tegalmulyo, Sabtu (1/1/2022).
Ditargetkan, seluruh proyek pembangunan jembatan itu rampung pada 6 Januari 2022. Namun, belum ada kepastian kapan jembatan itu akan diresmikan.
Pajar mengatakan ada pembatasan jumlah orang yang melintas di jembatan dalam waktu bersamaan. Demi keamanan semua dan keawetan jembatan, jumlah maksimal pengunjung di jembatan dalam waktu yang sama adalah 40 orang.
Kemen PUPR segera menerbitkan aturan terkait keamanan jembatan gantung Girpasang. Salah satunya terkait kapasitas maksimal. Aturan itu bakal diperkuat pemerintah desa dengan membuat peraturan desa.
“Tadi saat uji coba ada yang takut melintas. Mungkin karena takut ketinggian atau dipengaruhi faktor kesehatan. Ini nanti juga bisa menjadi masukan ke kepala desa. Soal jembatan bergoyang, semua jembatan gantung itu pasti goyang. Tetapi semua sudah diperhitungkan agar jembatan ini tetap aman ketika dilewati. Semoga jembatan ini bisa menjadi ikon Klaten,” urai dia.
Selain jalan kaki, jembatan itu bisa dilewati sepeda motor. Namun, akses sepeda motor melewati jembatan gantung itu hanya dkhususkan bagi warga Girpasang sesuai tujuan pembangunan jembatan itu yakni untuk memudahkan akses warga Girpasang.
Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, takjub dengan jembatan gantung Girpasang seusai melakukan uji coba di bersama rombongan pejabat Pemkab Klaten, Sabtu siang. Secara spontan dia menamakan jembatan itu sebagai jembatan merah Girpasang. Hal itu berdasarkan pylon jembatan gantung berwarna merah.
“Ternyata konstruksinya warna merah. Keren sekali,” kata dia.
Dukuh Girpasang merupakan perkampungan terisolasi di lereng Merapi yang sejak dulu terpisahkan jurang dengan perkampungan lainnya di Tegalmulyo. Kampung itu dihuni 12 keluarga terdiri dari sekitar 34 jiwa.[non]