WahanaNews - Jateng | Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Letjen TNI Suharyanto menyatakan kesiapannya menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk wilayah Jateng.
Hal itu dalam rangka pencegahan banjir sebagai dampak dari tingginya intensitas curah hujan di beberapa kota dan kabupaten di wilayah Jateng tersebut.
Baca Juga:
Korupsi Proyek Perkeretaapian, Anggota Pokja di Purwokerto Terima Sejumlah Uang
Melihat pengalaman banjir yang melanda sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Tengah pada awal Januari 2023 lalu, Suharyanto mengatakan, BNPB telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng soal penerapan TMC tersebut.
"Belajar dari pengalaman di Jawa Tengah pada awal Januari 2023 itu di mana telah terjadi hujan lebat sehingga hampir 20 kabupaten dan kota, termasjk Kota Semarang saat itu terendam banjir, kami akan melaksanakan teknologi modifikasi cuaca ini," ujar Suharyanto, dikutip Minggu (19/2/2023).
Menurut Suharyanto, TMC cukup efektif mencegah terjadinya banjir yang diakibatkan kondisi iklim dan curah hujan yang tinggi. Teknologi itu juga, kata dia, telah diterapkan dalam penanganan banjir di Makassar.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik Unggulkan Elektabilitas Luthfi-Yasin di Pilgub Jawa Tengah
"Di Makassar sama, iklim dan curah hujan tinggi. Di awal tahun juga terjadi banjir di beberapa kota dan kabupaten dan telah dilaksanakan TMC. Memang kemudian berhenti karena untuk biaya cukup mahal. Seandainya nanti curah hujan kembali meningkat maka modifikasi cuaca dapat diterapkan kembali," paparnya.
Saat ini, lanjutnya, pihak BNPB tengah menunggu penetapan status tanggap darurat oleh Pemerintah Provinsi Jateng untuk dapat menerapkan TMC itu.
"BNPB juga sedang menunggu status tanggap darurat dari Provjnsi Jawa Tengah. Jika sudah ditetapkan kita akan menggelar TMC yang terbukti bisa mengurangi dampak dari curah hujan akibat iklim yang diprediksi oleh BMKG itu," pungkasnya.[mga]