Jateng.WahanaNews.co, Karanganyar - Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, berupaya meningkatkan surplus produksi beras melalui program pompanisasi yang diinisiasi oleh Presiden RI Joko Widodo.
Penjabat sementara Bupati Karanganyar Timotius Suryadi di Kabupaten Karanganyar, Rabu (19/6/2024), mengatakan pada 2023 surplus beras di daerah tersebut sebesar 150.000 ton. "Harapannya tahun ini bisa meningkat lagi," katanya.
Baca Juga:
Optimalkan Panen Padi Musim Tanam Kedua melalui Program Pompanisasi
Ia mengatakan saat ini secara keseluruhan lahan kering dan basah produktif di Kabupaten Karanganyar seluas 19.946 hektare.
"Untuk sawah irigasi ada 12.926 ha dan yang belum teririgasi ada sekitar 7.000 ha. Pompanisasi ini untuk mengoptimalkan yang 7.000 ha sehingga lahan tanam kami maksimal dan produksi pangan kami bisa dioptimalkan," katanya.
Ia mengatakan khusus di Kabupaten Karanganyar memperoleh bantuan pompa air di 50 titik. Penggunaannya diatur sesuai dengan mekanisme sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan secara bergiliran.
Baca Juga:
Optimasi 338 Unit Irigasi Perpompaan oleh Dinas Pertanian Provinsi Banten 2024
Salah satu yang memperoleh bantuan yakni di Dukuh Sangiran, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
"Memang kalau di Gondangrejo perlu diperhatikan karena sawah kering, tadah hujan. Ini cuma sekali panen, kemarin ada anomali cuaca jadi bisa dua kali panen. Kalau dengan bantuan pompa harapannya bisa tiga kali panen," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini produksi padi di Kabupaten Karanganyar per hektare relatif lebih tinggi dibandingkan daerah lain di kawasan Solo Raya.
"Di atas 6,6 ton/ha, ini tertinggi di Solo Raya. Dengan pompanisasi produksi bisa bertambah lagi," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Guyup Rukun Setu Wibowo berharap program tersebut bisa berdampak pada melimpahnya produksi beras para petani.
"Memang di sini sulit air, per tahun hanya sekali panen yang hasilnya bagus. Yang kedua karena sulit air, jadi kalau masih ada hujan sedikit dikasih tanaman palawija," katanya.
Untuk produksi padi, dikatakannya, mencapai 9-10 ton/ha.
"Kalau hasilnya lebih bagus beras, makanya kami mengajukan pompa agar bisa dua kali tanam padi per tahun," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]