Jateng.WahanaNews.co, Banyumas - Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kepada penyandang disabilitas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Hari ini kami melaksanakan bakti sosial penyerahan bantuan untuk penyandang disabilitas," kata Kepala Sentra Satria, UPT Kemensos di Baturraden, Darmanto di Banyumas, Selasa (5/4/2024).
Baca Juga:
Kemensos Bangun Posko Khusus Bagi Kelompok Rentan Penyintas Lewotobi
Bantuan tersebut berupa kaki palsu, tangan palsu, alat bantu dengar, serta layanan fisioterapi gratis bagi anak-anak yang mengalami cerebral palsy, lumpuh layu, dan sebagainya.
Khusus untuk layanan fisioterapi gratis, hanya diberikan kepada 10 anak yang sebelumnya dilakukan asesmen terlebih dahulu.
"Insya Allah nanti setelah kami asesmen, nanti kami bawa ke rumah sakit, kalau memang ada rekomendasi. Dan kami tidak berani juga setelah fisioterapi tidak ada rekomendasi ke rumah sakit, 'kan biasanya di dokter rehab medik sama dokter anak," katanya.
Baca Juga:
Dapur Umum Kemensos Layani Ribuan Pengungsi Erupsi Lewotobi
Terkait dengan vokasional disabilitas, pihaknya memberikan pelatihan kewirausahaan berupa keterampilan mencukur rambut. Pihaknya mencari penyandang disabilitas sebagai peserta pelatihan.
"Kemarin dapatnya tunarungu dan tunawicara, ada tiga atau empat orang, yang lainnya (kelompok) rentan, itu kita mulai juga. Nanti bergilir, misalnya bulan ini barbershop, mungkin bulan depan bisa tata boga, bulan depannya lagi sablon, dan sebagainya," kata Darmanto.
Sementara itu Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Disabilitas Sentra Satria di Baturraden Andi Kurniawan mengatakan secara keseluruhan bantuan berupa kaki palsu dan tangan palsu diberikan kepada 50 orang, yang terdiri atas 36 orang mendapatkan kaki palsu dan 14 orang mendapatkan tangan palsu.
"Kemudian kami melakukan pengukuran kembali untuk 23 orang. Nah, dari 23 orang ini bisa jadi jumlahnya (jumlah kaki dan tangan palsunya) lebih dari 23 karena mungkin ada satu orang yang satu kakinya di atas lutut, satunya di bawah lutut," katanya.
Ia mengatakan bantuan alat bantu dengar diberikan untuk 25 orang yang difokuskan pada anak-anak dan alat tersebut diukur per gendang telinga, dengan harapan ketika sejak kecil dilatih untuk mendengarkan, besar kemungkinan bisa pulih saat anak-anak tersebut sudah besar.
"Itulah mengapa semua yang disalurkan hari ini tidak boleh diwakilkan, karena kalau kaki dan tangan palsu itu 'kan lingkar masing-masing, jadi harus pas. Kemudian alat bantu dengar harus sesuai dengan gendang telinga masing-masing," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]