WahanaNews-Borobudur | Ada suasana berbeda di Pasar Budaya Mpuloh Klatakan di Dusun Jligudan, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pada Sabtu (20/8/2022), kedatangan Bupati Magelang Zaenal Arifin yang diwakili Asisten Pemerintahan Dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi.
Baca Juga:
Sambut Waisak 2024, 40 Bhikku Thudong dari TMII Menuju Borobudur
Lalu ada Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Restu Gunawan dan Forkompimcam Kecamatan Borobudur.
Nanda menyampaikan kegiatan pasar budaya ini sebagai media untuk memperkenalkan potensi budaya yang ada di desa, sehingga kegiatan ini menjadi strategis tidak hanya menyuguhkan tontonan untuk rakyat namun menjadi ajang promosi seni budaya dalam rangka pelestarian dan pengembangan potensi budaya di Desa Borobudur.
“Melalui kegiatan pasar budaya ini mari kita jadikan sebagai ajang untuk menjaga dan melestarikan budaya yang merupakan identitas bangsa harus dihormati, dijaga dan dilestarikan serta menjadi warisan bagi anak cucu kita kelak. Pelestarian budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah akan tetapi pondasi paling utama dari masyarakat itu sendiri,” kata Nanda.
Baca Juga:
Anggota Komisi VI DPR RI: Tol Yogyakarta-Bawen Solusi Kemacetan Saat Liburan
Ia berharap dari pasar budaya ini mampu mengambil nilai luhur yang terkandung di dalamnya, untuk diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda agar tidak terpengaruh ke dalam budaya asing yang bernilai negatif.
Sementara, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Restu Gunawan mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang luar biasa dengan diadakannya kegiatan pasar budaya ini.
Ia juga mengharapkan kegiatan ini bisa menjadikan daya tarik wisata dan bisa membantu UMKM yang ada di desa sehingga makanan khas, kerajinan tangan, dan potensi desa yang ada bisa dikembangkan dan diperkenalkan kepada anak cucu kelak, supaya tidak hilang karena pengaruh budaya asing.