WahanaNews-Borobudur | Indonesia Gastronomi Community (IGC) bekerja sama dengan SIJI Solusi Digital meluncurkan museum gaya pop-up dengan tema Gastronosia: Dari Borobudur untuk Indonesia.
Pop up museum Gastronosia menggambarkan mahakarya kuliner asli Indonesia Abad VIII–X di era Kerajaan Mataram Kuno.
Baca Juga:
Kebakaran Museum Nasional, Polisi Periksa Saksi Telusuri Unsur Pidana
Pameran ini diselenggarakan di Museum Nasional, Jakarta, dari 28 Juni-2 Juli 2022, pukul 10.00-16.00 WIB.
“Museum ini dirancang dalam lima segmen, pertama akan menjelaskan konsep gastronosia, kemudian perihal Borobudur dan relief terkait makanan Mataram Kuno, ragam makanan di era tersebut, dapur masa lalu dan kini, dan penerjemahan ke dalam makanan modern," kata Direktur Utama Siji Solusi Digital, Dimas Fuady, sesuai siaran pers, Senin (27/6/2022).
Ketua penyelenggara kegiatan Gastronosia, Gilang Wicaksono menyatakan, pop up museum ini relevan dengan masa kini karena menggunakan pendekatan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung.
Baca Juga:
Viral Virus di M-Banking BCA, Ini Kata Ahli Siber!
Chef Sumartoyo, selaku kurator yang merekonstruksi makanan mengatakan bahwa perjalanan dalam membuat rekonstruksi makanan sudah mulai sejak 2017 oleh tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah.
“Makanan yang diangkat di pop-up museum adalah yang dipergunakan pada jamuan upacara penetapan Sima, yang menghabiskan beras 57 kadut, menyembelih enam kerbau, dan ayam 100 ekor," katanya.
Ada pula aneka lauk pauk yang asin seperti dendeng asin, dendeng ikan kadiwas, ikan kawan, ikan bilunglung, telur, dan minuamn tuak.