Butuh waktu 2 bulan latihan, sebelum pementasan kolosal Tari Soledo dipertunjukkan malam tadi. "Ini hadiah untuk Indonesia tercinta. Semangatnya, dinamisnya. Surprise sekali ya. Bagus sekali hasilnya," ujar Indah Juanita.
Pada Soledo terasa sekali greget gerak tari Soreng yang enerjik. Corak dan model kostumnya perpaduan antara Soreng dan Dolalak. Unsur tari Lengger Tapeng mencolok pada penggunaan topeng kayu.
Baca Juga:
AP I Bandara Internasional Yogyakarta Buka Posko Terpadu Lebaran 2024
Uniknya tidak seperti model kolaborasi tari kebanyakan yang hanya menampilkan gerak khas tarian secara bergantian, Soledo berhasil meleburkan gerak dan ornamen khas pada keseluruhan penampilan.
Sehingga persona yang muncul adalah tarian baru, namun tetap memiliki jejak rasa tari Soreng, Lengger Tapeng dan Dolalak.
Tidak hanya pada gerak tari, iringan musik yang memasukkan unsur modern sperti flute dan saxophone juga menambahkan unsur baru pada pertunjukan tarian yang akarnya tradisional.
Baca Juga:
BUJT Sedang Membangun Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo 96,75 Km
"Kami bersepakat bahwa tarian ini menjadi tarian identitas baru yang tercipta dari 3 unsur. Tiga unsur itu menjadi kebaruan," kata Kepala Dinas Kabupaten Kulonprogo, Joko Mursito.
Tarian ini rencananya akan disosialisasikan ke sangar-sanggar tari dan sekolah. Soledo akan dijadikan pertunjukan tari menyambut tamu di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
"Insyallah kita akan mengundang pada 27 September, Hari Pariwisata Sedunia. Mudah-mudahan bisa berlangsung."[zbr]