Meski demikian, ia mengklaim aksi vandalisme di area Candi Borobudur minim terjadi.
“Mungkin itu ada [corat-coret candi], tapi saya rasa presentasinya tidak besar. Kami juga sudah melakukan antisipasi dan memberikan imbauan di depan [pintu masuk],” jelasnya.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Selain itu, Aryono mengaku pengunjung yang masuk kompleks Candi Borobudur juga tidak diizinkan membawa alat tulis seperti spidol maupun cat semprot.
Meski demikian, ia tidak menampik masih ada wisatawan yang tidak mengindahkan aturan itu.
“Meski sudah diimbau, tapi masyarakat kan sifatnya macam-macam. Pasti ada yang melanggar satu [orang]. Maka itu [regulasi] bagaimana aturannya harus clear, agar semua bisa ikut menjaga kelestarian Candi Borobudur. Makanya, kami juga masih menunggu aturan dari Kemendikbudristek ini,” jelasnya.
Baca Juga:
Ketum TP PKK Pusat Survei Persiapan Operasi Katarak di RSUD Kalideres
Sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur mengaku kecewa karena tidak diizinkan naik ke area candi.
Padahal, mereka mengaku sudah berkunjung jauh-jauh untuk menikmati suasana di area Candi Borobudur.
“Jauh-jauh dari rumah, niat pengin sampai puncak, tapi malah enggak boleh. Jadi agak kecewa, soalnya kan jauh-jauh ke sini. Enggak tahu informasinya, baru tahunya di sini. Sepertinya sosialisasinya kurang,” ujar seorang wisatawan asal Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Dita. [non]