Nadia mengatakan ada kecenderungan peningkatan kasus penularan Covid-19 pada awal tahun 2022, namun angka peningkatannya tidak signifikan.
"Namun kita tetap waspada, protokol kesehatan harus tetap kita jalankan sambil percepatan vaksinasi," katanya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan mayoritas kenaikan kasus Omicron di level dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat dan singkat, berkisar antara 35 hingga 65 hari.
“Di Indonesia kita mengidentifikasi kasus pertama pada pertengahan Desember, tapi kasus mulai naiknya di awal Januari. Kita hitung antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,” kata Menkes dalam keterangan pers yang digelar di Jakarta pada Minggu (16/1/2022).
Wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek diperkirakan menjadi daerah pertama yang akan mengalami lonjakan kasus.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Mengingat dari hasil identifikasi Kemenkes, mayoritas transmisi lokal varian Omicron terjadi di DKI Jakarta, dan diperkirakan dalam waktu dekat juga akan meluas ke wilayah Bodetabek sebab secara geografis daerah tersebut berdekatan dan mobilitas masyarakat sangat tinggi.
“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90 persen transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya [non]