WahanaNews-Jateng | Sejumlah pengusaha warung tegal atau warteg bakal menaikkan harga makanan, lantaran masih tingginya harga minyak goreng di pasaran.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, bila harga minyak goreng masih mahal, ditambah dengan ada kenaikan harga tahu dan tempe, maka sekitar 10 ribu pengusaha Warteg anggota Kowantara akan menaikkan harga makanan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Ya kondisi kita (pemasukan Warteg) kan belum pulih ya karena masih kena pandemi Covid-19 ya. Terus kalau harga-harga naik kan kami mau menaikkan juga agak repot," ujarnya, Minggu (13/2/2022).
Cara ini jadi pilihan terakhir bila memperkecil porsi tidak dapat menutup kebutuhan pengusaha Warteg seperti bayar sewa tempat, membayar gaji pegawai, dan lainnya.
Mukroni mengeluhkan, hingga saat ini masih banyak pengusaha warteg yang belum merasakan kebijakan minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Tidak merata, di Jakarta Selatan istilahnya turun. Tapi banyak di daerah lain, misalnya daerah pinggirannya agak susah," kata Mukroni
Menurutnya, harga minyak goreng di pasar tradisional masih banyak yang lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 14 ribu per liter.
Khususnya terjadi di wilayah penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, yang berkisar Rp 20 ribu per liter sehingga memberatkan pengusaha Warteg.