WahanaNews-Semarang | Grup Idol asal Korea Selatan, Bangtan Sonyeondan/ Bulletproof Boy Scouts atau sering disebut BTS, memiliki jutaan penggemar yang tersebar di seluruh dunia.
Pasalnya, grup yang beranggotakan 7 orang ini telah banyak meraih prestasi hingga kancah global.
Baca Juga:
Jin BTS Umumkan Siap Debut Solo
Tentunya para Army, sebutan untuk fans BTS, turut berbangga atas prestasi yang diraih idolanya. Terlepas dari hal itu, BTS memiliki keidentikan dalam menyuarakan isu kesehatan mental.
Hal tersebut dibuktikan dengan karya-karya lagu yang diciptakan, seperti Love Youself, No More Dream, Magic Shop, Awake, Life Goes On, dan masih banyak lagi.
Salah satu Army Semarang, Annisa Rahma Teana, membagikan ceritanya tentang bagaimana dia bangkit dari keterpurukan dengan mendengarkan lagu-lagu ciptaan BTS.
Baca Juga:
Ini Hal yang Terjadi dalam Konser J-Hope BTS di Lollapalooza 2022
Menurut Nana, sapaan akrabnya, ada banyak lagu BTS yang sangat berkaitan menjawab kehidupannya.
Salah satunya, ketika Nana duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu, dirinya sedang terjebak dalam kisah asmara yang tak berujung indah.
“Waktu SMP pertama kali dengerin lagu BTS dan keresahanku dijawab sama mereka,” tutur Nana, Minggu (26/6/2022).
Selain itu, Nana menambahkan, keterpurukan lain yang dialami yaitu ketika dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit di Kota Semarang.
Merasa gagal, bersalah dan putus asa dia alami saat itu. Namun, dengan memutar lagu-lagu BTS, Nana bisa semangat kembali. Tidak hanya lirik yang dalam, menurut Nana, lagu BTS memiliki nada dan irama hip-hop Kpop yang bisa membangkitkan semangat.
“Di lagunya, mereka bilang kalau pendidikan bukan lah tingkat tertinggi meraih kesuksesan. Jadi dua kali mengalami keterpurukan di percintaan dan pendidikan itu kayak ditemenin mereka,” jelas Nana.
Tidak berhenti di situ, satu hal lain yang Nana alami yaitu saat dirinya sedang ada di fase quarter life crisis tentang pekerjaan. Menurut Nana, masyarakat Indonesia saat ini kerap mendobrakkan kesuksesan anak muda dengan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Melewati masa sulit itu, Nana kembali menemukan lagu yang dibawakan BTS dengan lirik yang relatable. “Nah BTS juga bilang kalau kita tidak perlu memenuhi standat masyarakat, “Aku akan membuat impianku sendiri”.
Denger lirik itu tadi seperti, wah ternyata ada yang mengerti perasaanku,” ucap Nana.
Nana mengaku, BTS menjadi salah satu energi positif bagi dirinya karena telah banyak membantu membangkitkan semangat di kehidupannya. Dirinya akan sangat berterima kasih dengan BTS atas karya-karya yang diciptakan.
“Nanti kalau mereka sudah comeback, pasti akan nonton konsernya,” ujar Nana.
Hal serupa juga diungkapkan oleh sekumpulan Army yang tergabung dalam komunitas ArmySemarang.co. Kompak berbaju hitam, bergaya ala Korea, dengan semangat mereka berbagi cerita tentang kisah hidupnya yang termotivasi dengan hadirnya BTS.
Ketua ArmySemarang, Tri, mengatakan, BTS tentu memiliki banyak peran untuk kehidupan para Army, khususnya di Kota Semarang.
Tidak hanya membantu dalam kesehatan mental, BTS telah membantu dirinya untuk selalu bersemangat menjalani hidup.
“Mungkin ada sebagaian orang yang suka BTS dari mental health-nya, tapi saya lebih termotivasi dari perjalanan hidupnya,” ucap Tri, Minggu (26/6/2022) malam.
Tri mengambil contoh dalam kilas balik perjalanan BTS yang terlahir dari agensi kecil. Dulunya, BTS belum dikenal banyak orang karena persaingan antar fandom KPop yang menyebar.
Namun dengan semangat juang 7 member BTS, 9 tahun berjalan akhirnya bisa menjadi besar seperti saat ini.
“Tidak semua orang punya perjalanan yang mulus. BTS itu dulunya bukan siap-siapa, tidak dikenal siapa-siapa, tapi mereka bisa seperti sekarang dengan proses yang panjang. Mereka bisa, mengapa kita tidak bisa?” jelas Tri.
Sementara itu, admin ArmySemarang, Galuh mengatakan, dirinya juga bisa menemukan diri sendiri karena dibantu oleh karya-karya BTS.
Diceritakan oleh Galuh, dulunya, dirinya sangat tertutup dengan lingkungan sosial. Sangat sulit bagi dirinya untuk memulai pembicaraan dengan orang-orang baru, bahkan bertukar sapa sekalipun. Namun dengan lagu-lagu BTS dan bertemu dengan anggota ArmySemarang, Galuh berhasil membawa dirinya untuk berinteraksi di luar rumah.
“Dulu saya tidak suka ketemu orang. Tapi melihat saya ada kemajuan bersosial, jadi di-support untuk bergabung ke ArmySemarang. Lebih mencintai diri sendiri juga,” tutur Galuh.
Bagi sebagian orang, imbuh Galuh, mungkin tidak akan nyambung jika mendengar cerita dari Kpopers, bahkan Army seperti dirinya.
Tidak sedikit dari anggota ArmySemarang yang mendapat stigma negatif lantaran dianggap menghabiskan waktu, menghamburkan uang, bahkan dianggap terlalu fanatik. Adanya stigma negatif tersebut, Galuh menganggap tidak perlu diambil hati.
“Mereka bilang begitu karena tidak merasakan apa yang kita rasakan. Yang penting dengan itu, kita bisa senang dan merasa lebih aman,” ucap Galuh.
Terapi melalui musik Tidak bisa dipungkiri, kesehatan mental dengan musik memiliki keterkaitan yang relevan bagi kehidupan. Psikolog Rumah Sakit Elisabeth Semarang, Probowatie, menuturkan, musik bisa menjadi salah satu bentuk relaksasi dalam terapi emosi. Terlebih dalam menyelesaikan masalah keputusasaan.
“Masalah hopeless itu permainan rasa kita. Tiap orang bisa mempersepsikan sesuatu sesuai dengan pengalaman kita. Karena dengan irama dan debit lagu itu, mereka jadi happy dan cocok dengan lagu itu,” ucap Probowatie, Senin (27/6/2022).
Probowatie juga menuturkan, tiap individu perlu bagi membedakan antara hiburan dan relaksasi (healing). Jika dengan mendengarkan musik namun belum merasa senang, maka itu hanya hiburan. Sedangkan jika menyebabkan relaks, maka itulah healing sebenarnya.
Tidak hanya itu, lebih jelas Probowatie mengatakan, selain musik, lirik lagu juga bisa menjadi salah satu bagian dari relaksasi.
“Itu bagaimana kita memaknai. Jika hal itu sesuai dengan kebutuhan, akan berpengaruh. Kalau tidak sesuai dengan kebutuhan, maka tidak akan berpengaruh,” jelas dia.[gab]