WahanaNews-Semarang | Kereta Cepat Jakarta-Semarang dalam proyek pembangunan nasional 2022 akan diprioritaskan Kementerian Perhubungan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, Kereta Cepat Jakarta-Semarang ini akan diprioritaskan pembangunannya pada 2022 ini.
Baca Juga:
Upaya Turunkan Tingkat Pengangguran, Pemkot Bekasi Buka Job Fair II 2024
"Proyek Kereta Cepat Jakarta-Semarang ini, dapat memangkas waktu tempuh yang dengan Kereta Api (KA) reguler 5 jam menjadi 3,5 jam," kata Zulfikri, Kamis (10/2/2022).
Pembangunan kereta cepat ini, lanjut Zulfikri, tentunya untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar transportasi KA.
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Semarang sendiri masuk ke dalam daftar prioritas strategis dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2022 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2022-2024.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Proyek tersebut diproyeksi akan memakan dana sebesar Rp 31 triliun. Selain kereta cepat Jakarta-Semarang, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang tengah dikerjakan juga masuk dalam daftar proyek prioritas.
Kedua proyek ini diperkirakan akan menghabiskan anggaran hingga Rp 63,6 triliun yang sebesar Rp 42 triliun ini berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sementara, Rp 21,6 triliun sisanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Luar Jawa
Pemerintah diminta fokus terhadap reaktivasi jalur kereta api di Pulau Jawa dan membangun jalur di luar Jawa, dibanding menggarap proyek kereta semi cepat Jakarta - Semarang.
Hal tersebut disampaikan pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyikapi kereta semi cepat Jakarta-Semarang menjadi proyek prioritas pembangunan nasional pada 2022.
"Di Sumatera dibangunlah jalur kereta, kalau di Jawa kalau mau diaktifkan. Tidak perlu bangun jalur lagi di Jawa," kata Djoko saat dihubungi wartawan.
Menurut Djoko, kegiatan transportasi oleh masyarakat di Pulau Jawa saat ini lebih banyak melalui jalan tol Trans Jawa, karena perjalanan sekarang lebih cepat.
"Jadi saya kira perlu dipetimbangkan kembali, karena adanya jalan tol orang beralih ke sana. Jalan tol ini juga sudah menggerus penumpang pesawat," tuturnya.
Selain itu, kata Djoko, aktivitas di Pulau Jawa nantinya juga tidak sepadat saat ini karena pemerintah telah memutuskan memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
"Secara perlahan ada pergerakan orang, karena ibu kota negara pindah. Otomatis orang-orang terutama PNS tidak lagi di Jakarta," ucapnya. [rda]