WahanaNews-Semarang | Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen kembali diterapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang seiring telah diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, PTM 100 persen sudah mulai diterapkan kembali di jenjang SMP, SD, maupun PAUD.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Pemberlakuan PTM 100 persen ini sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
"PTM 100 persen untuk semua jenjang mulai SMP hingga PAUD. Kami sudah masuk level 2. Vaksin juga sudah di atas 80 persen termasuk lansia dan sebagainya. Sehingga, sesuai SKB empat menteri, kami fullday 100 persen dari kapasitas ruangan," jelas Gunawan, Minggu (27/3/2022).
Meski sudah berlaku 100 persen, Gunawan menegaskan, protokol kesehatan tetap diterapkan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Posisi tempat duduk tetap diatur antara satu siswa dengan siswa lainnya meski jaraknya tidak sejauh seperti sediakala saat kapasitas hanya 50 persen.
Siswa juga tetap wajib memakai masker. Sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan tetap disediakan di sekolah.
Menurut dia, setiap sekolah sudah berpengalaman dalam mengatur pembelajaran sebaik mungkin mengingat PTM sudah dilakukan sejak Agustus 2021 lalu.
Protokol kesehatan di sekolah diklaim sudah cukup ketat. Hanya saja, kata dia, baik peserta didik maupun guru tidak hanya beraktivitas di sekolah saja.
Aktivitas di sekolah hanya enam jam pelajaran. Sedangkan, di luar jam pelajaran, mereka menghabiskan waktu di rumah maupun lingkungan masyarakat. Hal ini yang harus diperhatikan. Protokol kesehatan di luar sekolah juga harus tetap diterapkan.
"Pas libur harus paham betul kondisi kesehatan. Makanya, satgas Covid-19 harus betul-betul memantau peserta didik, guru, tendik, dan sebagainya. Kalau kurang sehat, di rumah saja. Siswa bisa mengikuti pembelajaran secara daring," ujarnya.
Selain protokol kesehatan, Gunawan menekankan, kunci menghadapi Covid-19 juga dari sisi vaksinasi.
Dia mengimbau, guru maupun siswa yang sudah tiba waktunya untuk vaksinasi booster agar segera mengikuti.
Menurutnya, siswa jenjang SMP sudah bisa dilakukan booster mengingat sudah lebih dari enam bulan dari jarak vaksinasi dosis kedua.
"Kalau SMP sudah bisa vaksin ketiga. Pada prinsipnya, kami mengikuti Dinas Kesehatan yang mana harus vaksin pertama dan kedua. Jika sudah memenuhi jarak waktunya, silakan seger vaksin ketiga," pintanya.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Pemerintah Kota Semarang masih terus menggenjot vaksinasi booster pada PPKM level 2 ini. Capaian vaksinasi booster baru 31 persen.
Meski angka tersebut tertinggi di Jawa Tengah, wali kota yang akrab disapa Hendi itu menilai perlu ada lompatan-lompatan agar masyarakat Kota Semarang bisa segera melakukan vaksinasi booster.
"Karena itu sangat efektif untuk mengatasi virus Covid-19. Kami berupaya secepat mungkin menyelesaikan booster," sambungnya.
Pada PPKM level 2 ini, Hendi memang sudah memberikan lampu hijau kepada sekolah untuk menerapkan PTM dengan kapasitas 100 persen.
Perubahan jam operasional tempat usaha juga semakin dilonggarkan. Pertemuan yang bersifat besar masih dibatasi 50 persen dari kapasitas.
"Pertemuan yang cukup banyak dibatasi 50 persen dari kapasitas. Jam beroperasi bisa sampai jam 24.00. PTM sudah bisa 100 persen," sebutnya. [rda]