WahanaNews-Solo | Dua kasus kematian pertama akibat Covid-19 varian Omicron dilaporkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Solo pada Sabtu (22/1) lalu.
Sejak kasus Omicron pertama kali diumumkan pada 16 Desember 2021, ini merupakan kasus kematian pertama.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Kedua pasien diketahui memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta.
Menanggapi kejadian tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat tenang dan tak khawatir.
Pihaknya juga terus memantau kasus yang terjadi di wilayah sekitar.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Guna mengantisipasi kemungkinan penularan Covid-19 varian Omicron, pihaknya juga telah mengirimkan sampel whole genome sequence (WGS) ke RSUD dr Moewardi dan dr Oen Kandangsapi.
“Kita pantau terus, surveilians kita jalankan. Itu aja, nunggu SE (surat edaran wali kota) terbaru,” ujarnya, Senin (23/1).
Gibran menyebut hingga saat ini belum ditemukan kasus pasien terpapar varian Omicron di Solo.
Meskipun dalam beberapa hari terakhir jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah.
“Kita lagi nunggu hasil yang ada di RSUD dr Moewardi dan dr Oen Kandangsapi. Moga-moga bukan Omicron,” katanya.
“Tapi sekali lagi saya tegaskan, masyarakat tidak perlu takut. Ini tidak seganas (varian) Delta. Wis tenang aja,” tandasnya.
Terkait dua korban varian Omicron yang meninggal di Jakarta, Gibran menyebut salah satunya memang belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Karenanya ia minta masyarakat yang belum divaksin agar segera divaksin.
Gibran menegaskan, pihaknya tidak akan meberlakukan pembatasan-pembatasan baru dalam surat edaran nanti, meski muncul ancaman varian Omicron.
“Sejauh ini belum ada (pembatasan). Wis tenang aja, kita lebih siap kok,” katanya.
Namun demikian, ia menekankan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Seperti pemakaian masker, jaga jarak dan lainnya. [rda]