WahanaNews-Solo | Diklaim jadi kelenteng tertua di Indonesia, apa arti nama dari kelenteng Tien Kok Sie yang berlokasi di selatan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah?
Tempat ibadah bagi umat Tri Darma (Konghucu, Buddha, dan Taoisme) ini disebut-sebut salah satu kelenteng tertua yang ada di Indonesia.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Menurut sumber dari situs resmi Cagar Budaya Kemendikbud, kelenteng ini didirikan pada 1745 oleh masyarakat keturunan China yang bertempat tinggal di kompleks pecinan Pasar Gede.
Pendirian Kelenteng Tien Kok Sie yang berlokasi di selatan Pasar Gede Solo ini juga beriringan dengan pemindahan Keraton Solo dari Kartasura ke Desa Sala pada 1745. Lalu, apa arti dari nama Tien Kok Sie?
Menurut pemerhati sejarah dari Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro atau biasa dipanggil Kanjeng Nuky dalam unggahan di akun Instagramnya, Tien Kok Sie memiliki arti Pemujaan kepada Tuhan.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Sementara itu, menurut keterangan pengelola akun Facebook Solo Zaman Dulu, Tien Kok Sie mempunyai arti yang berbeda, yakni Penjaga Negara.
Di mana negara yang dimaksud adalah Keraton Solo yang lokasinya tak jauh dari kelenteng ini.
“Tien Kok Sie arti harfiahnya adalah Penjaga Negara, atau juga bisa diartikan sebagai memberi ketenteraman kepada negara. Dan karena berdirinya kelenteng ini mengikuti berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat dan letaknya pun di dekat lokasi keraton, maka negara yang dimaksud di sini tentu adalah Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu,” terang dia.
Keberadaan Kelenteng Tien Kok Sie di selatan Pasar Gede Solo juga tak bisa terlepas dari Kali Pepe yang zaman dahulu digunakan sebagai jalur perdagangan.
Lokasi Kali Pepe pun sangat dekat, yakni belakang kelenteng ini.
“Sungai Pepe di belakang kelenteng ini menjadi akses menuju Bengawan Solo yang menjadi jalur perdagangan utama dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Keberadaan altar Thian Siang Sing Bo atau Dewi Laut di Kelenteng Tien Kok Sie bisa menjadi salah satu petunjuk bahwa Kota Solo pernah dikenal sebagai kota pelabuhan. Kepada Dewi Laut, warga Tionghoa pada masa itu berdoa meminta perlindungan dari marabahaya saat berlayar,” ujar pengelola akun Facebook Solo Zaman Dulu. [rda]