WahanaNews-Solo | Upacara Rabu pagi itu pun akhirnya dilangsungkan tanpa dikibarkannya bendera Merah Putih di Stadion Sriwedari.
Sebagai gantinya bendera tersebut dibentangkan oleh dua petugas pengibar bendera dengan tangan mereka, diiringi dengan dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya. Prosesi upacara pun tetap dilanjutkan hingga selesai.
Baca Juga:
Mata Pelajaran AI dan Aoding, Disebut Mendikdasmen Bakal Diajarkan Mulai Kelas 4 SD
Ditemui awak media seusai memimpin upacara, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan adanya insiden terputusnya pengait bendera merah putih tersebut.
"Nggak apa-apa. Udah. Anak-anak sudah berusaha. Selama ini (Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kota Solo) sudah berlatih keras. Pokoke semangat, semangat terus," ujar Gibran yang pagi itu bertindak sebagai inspektur upacara HUT ke-77 tahun Kemerdekaan RI di Stadion Sriwedari.
Gibran mengungkapkan, insiden tersebut terjadi lantaran ada kerusakan pada pengait bendera merah putih tersebut. Menurutnya, kejadian itu adalah sebuah kecelakaan yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
Baca Juga:
Gibran Terima Keluhan Publik, Hadirkan Posko Pengaduan dan Nomor WA Khusus
"Ada yang rusak tadi. Centelane (pengaitnya)," ucap Gibran.
Terhadap para personel Paskibra Kota Solo yang bertugas pada hari itu, Gibran tetap mengapresiasi karena mereka telah menjalankan tugas dengan baik. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pun terus memberikan semangat kepada mereka.
"Nggak apa apa. Untuk adik-adik yang kemarin saya kukuhkan, yang sudah bekerja keras, berlatih setiap hari pagi, siang, malam, udah nggak terhitung itu gladinya berapa kali, tapi yang namanya kejadian seperti ini adalah kecelakaan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Yang penting tetap semangat, tetap jalan terus," terangnya.
Atas kejadian tersebut, Gibran juga meminta maaf kepada masyarakat.
"Ya atas kejadian ini saya juga meminta maaf kepada masyarakat," kata Gibran.
Setelah kerusakan pada pengait tali bendera diperbaiki, Gibran mengatakan bendera merah putih akan dikibarkan hingga Rabu sore dan diturunkan pada saat upacara penurunan bendera.
Adapun dalam memaknai proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Gibran menyampaikan bahwa negara Indonesia ini, terutama Kota Solo sejauh ini tetap bisa survive atau bertahan, khususnya di tengah-tengah keadaan serba menantang, krisis, dan inflasi yang masih mengancam.
"Arah-arah pemulihan ekonomi sudah terasa," katanya.
Gibran menghadiri upacara tersebut mengenakan pakaian tradisional berupa beskap. Demikian pula dengan putra sulung Gibran, Jan Ethes, juga terlihat hadir mengikuti jalannya upacara dengan mengenakan pakaian serupa. Sedangkan istri Gibran, Silvy Ananda, hadir dengan mengenakan busana kebaya.[zbr]