WahanaNews-Solo | Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi September 5,95% secara tahunan. Penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Inflasi tahun kalender 4,84%. Inflasi tahun ke tahun 5,95%," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers hari ini, Senin (3/9/2022).
Baca Juga:
Jaga Kestabilan Pangan dan Redam Laju Inflasi, Bupati Tapteng Serahkan Bantuan Beras Kepada Warga
Ada beberapa kota yang mengalami inflasi paling tinggi alias paling dampak dari kenaikan harga Pertalite cs, yaitu:
- Sampit 8,85%
- Padang 8,54%
- Surakarta7,84%.
- Kupang 7,45%
- Luwuk 8,34%
- Jayapura 8,62%.
"Menurut sebaran year on year di Sampit. Penyebabnya di Sampit itu terjadi karena naiknya tarif air minum PAM memberikan andil inflasi Sampit 1,81%. Diikuti bensin ini menyumbang inflasi Sampit andil 1,18%. Bahan bakar rumah tangga andil 0,67%. Terakhir Sampit kenaikan harga rokok kretek filter ini inflasi ke Sampit 0,34%," ujarnya.
Sementara perkembangan inflasi komponen harga yang diatur pemerintah adalah sebagai berikut.
Baca Juga:
Plt Asisten Ekbang Sekdakab Tapteng Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah dan Program 3 Juta Rumah
Bensin ini memberikan andil inflasi 1,13%. Dan inflasi September ini 31,90%. Bensin memberikan andil secara yoy itu 1,13% dan kalau dilihat inflasi di komoditas bensin ini 31,90%.
"Solar memberikan andil ke inflasi yoy itu 0,04%. Tapi kalau dilihat inflasinya sendiri mencapai 33,01%," katanya.
Beberapa dampak kenaikan bensin dan solar ini memberikan ke tarif angkutan. Seperti tarif angkutan dalkot 0,10% lalu inflasinya 24,36%.
"Tarif angkutan antar kota 0,03%. Inflasinya 11,4% pada September. Agustus cuma 0,11%," ujarnya.
Sedangkan angkutan udara inflasi 49,66%. Kontribusi atau andil inflasinya 0,39%. Tarif kendaraan roda dua online andil inflasi 0,03% dan inflasinya 5,25%.
"Bahan bakar rumah tangga andilnya 0,30%. Inflasinya 16,51%. Tarif kendaraan roda 4 Online ada inflasi 8,16%. Memberikan andil inflasi September 0,02%," tambahnya.[zbr]