Solo.WahanaNews.co | Kabar penculikan seorang siswi SMP di Weleri, Kendal hingga pengakuan emak-emak maupun pemotor dibegal di Boyolali sempat bikin geger media sosial. Usut punya usut semuanya itu merupakan rekayasa alias hoaks.
Motif rekayasa cerita bohong alias hoax itu beraneka ragam. Ada yang karena terlilit utang, hingga takut dimarahi suami.
Baca Juga:
Pemprov Jateng Bentuk Posko Desk Pilkada Pantau Kerawanan dan Jaga Kondusifitas
Berikut rangkuman hoaks yang menggegerkan Jateng:
Emak-emak klaim dibegal gegara takut dimarahi suami
Kasus pertama yang bikin geleng-geleng yakni cerita emak-emak yang mengaku dibegal pada Selasa (26/4) malam. Peristiwa itu disebut terjadi di wilayah Jambean, Desa/Kecamatan Cepogo, Boyolali.
Baca Juga:
Masinton Pasaribu Polisikan Wakil Ketua DPRD Tapteng Soal Tuduhan Kancing Baju Copot
Dalam foto yang beredar tampak seorang emak-emak yang terbaring di fasilitas kesehatan. Belakangan wanita itu diketahui berinisial M, warga Sambungrejo, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo.
Dia mengaku dibegal di Jalan Cepogo-Ampel, Desa Cepogo, pukul 17.54 WIB. Lokasi pembegalan itu disebut berada di jalan arah puskesmas atau 100 meter dari Pasar Sayur Cepogo.
"Benar, ada warga yang mengaku telah menjadi korban curas (pencurian dengan kekerasan). Tetapi setelah kita lakukan penyelidikan lebih lanjut ternyata pernyataan warga tersebut tidak benar," kata Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan, Rabu (27/4/2022).
Agung menyebut dari pendalaman polisi tidak ditemukan keterangan saksi yang mendengar tangisan maupun teriakan minta tolong M di TKP pembegalan. Usut punya usut, M mengaku dibegal karena kehilangan uang dan takut mengaku ke suaminya.
"Warga tersebut mengaku telah mengarang cerita seolah-olah telah dibegal karena yang bersangkutan sebelumnya kehilangan uang dan karena takut tidak punya alasan kepada suaminya," kata Agung.
Siswi SMP ngaku diculik karena ingin kabur dari rumah
Kabar viral selanjutnya yang mencuri perhatian warga yakni kabar penculikan seorang siswi SMP di Weleri. Kasus ini berawal dari laporan Kiswati, warga Desa Sidomukti, Weleri, Kendal karena anaknya Riski Amelia, siswi kelas 9 D SMP NU 01 Mualimin tak kunjung pulang dari sekolah pada Sabtu (23/4) lalu.
Dalam laporan itu Kiswati mengaku mendapatkan kiriman pesan suara melalui WhatsApp yang berisi suara anaknya minta tolong. Dalam rekaman itu putrinya mengaku dikejar orang tidak dikenal dan tidak diketahui lokasinya. Si anak juga mengaku dibawa masuk ke dalam mobil warna hitam oleh dua orang misterius.
Untuk menguatkan pengakuannya, Riski juga mengunggah permintaan tolongnya via status WhatsApp miliknya.
“Tulungi mbaan sng daerah sukorjonan aku digowo wong 2 mobil hitam mbak tulungiii wonge nganggo jaket mbek katok levis mbaan ya Allah tulungi wedi aku nek tekan tak sharelock nek rak dijukok hpne (Tolongin dong yang di daerah Sukorejo saya dibawa 2 orang mobil hitam. Mohon tolongin, orangnya pake jaket sama celana levis. Mohon ya Allah, tolong saya takut. Kalau sudah sampai saya shareloc kalau tidak diambil HP-nya)”.
Belakangan kasus ini diketahui hanya rekayasa belaka. Salah satu petunjuk polisi yakni HP korban yang masih aktif dan tidak diambil pelaku.
"Semua itu hanya rekayasa yang dibuat korban yang pergi dari rumah karena sering dimarahi oleh ibunya," tutur Kasat Reskrim Polres Kendal AKP Daniel A Tambunan, Kamis (28/4).
Riski pun menyampaikan permintaan maafnya melalui video. Didampingi ibunya, dia mengaku mengarang cerita diculik agar bisa pergi dari rumah tanpa dimarahi ibunya.
"Pada hari Sabtu tanggal 27 April 2022 pukul 20.00 WIB, saya Riski Amelia selaku anak yang memberitakan penculikan terhadap diri saya yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 23 April 2022 pada saat saya pulang sekolah. Berita tersebut merupakan rekayasa yang saya buat supaya saya dapat meninggalkan rumah dengan tujuan untuk mencari pekerjaan," kata Riski dalam video permintaan maaf yang beredar.
Pemotor klaim dibegal karena terlilit utang
Kasus lainnya yang juga bikin geger yakni cerita pemotor bernama Siswadi (37) yang mengaku dibegal di jalur wisata Solo-Selo-Boyolali (SSB) wilayah Dukuh Pule, Jelok, Cepgo. Dia mengaku dibegal usai gajian pada Rabu (20/4) malam.
Dia mengarang cerita jika ditendang usai dipepet pemotor misterius hingga terjatuh. Uang gajinya 2 minggu sebesar Rp 1,8 juta pun raib.
"Saya dipepet terus dipancal (ditendang), motor saya sampai jatuh," aku Siswadi saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/4) lalu.
Setelah diusut polisi, kebohongan Siswadi pun terkuak. Aksi pembegalan itu ternyata hoax, dan Siswadi pun menyampaikan video berisi klarifikasi dan permintaan maafnya.
"Itu cuma rekayasa saya dan selanjutnya saya ingin meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian ini dan tidak akan mengulangi lagi," kata Siswadi.
Sementara itu, Kapolsek Cepogo AKP Agung Setiawan menyebut aksi begal yang menimpa Siswadi pada Rabu (20/4) lalu ternyata rekayasa. Motif Siswadi berbohong ternyata karena tidak punya uang untuk melunasi utang.
"Tidak punya uang, sementara utang harus dilunasi," kata Agung, Kamis (28/4).[zbr]