WahanaNews-Solo | Pemilihan gubernur untuk Pilkada 2024, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka enggan berbicara.
Hal tersebut diungkapkan Gibran saat ditanya soal hasil survei Charta Politica Indonesia yang menempatkan elektabilitasnya tertinggi di Jawa Tengah (Jateng).
Baca Juga:
Diduga Oknum Ketua DPD (LSM) Membekingi Judi Mesin Tembak Ikan di Bagan Siapi-api, Kecamatan Bangko
Gibran mengatakan, dirinya tidak berfikir untuk mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur 2024.
"Kita ini baru saja groundbreaking kok mikir Cagub, ndak enggak mikir pekerjaan yang di Solo," kata Gibran usai Groundbreaking Rel Layang Simpang Joglo, Kota Solo, Sabtu (8/1/2022).
"Saya belum lihat survei nomor terakhir, mikir gawean (kerjaan) mikir Covid-19, pemulihan ekonomi," lanjutnya.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Disinggung soal apabila pekerjaannya di Kota Solo selesai pada tahun 2024 apakah akan mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng?
Gibran mengaku belum memikirkannya, dan masih fokus memimpin Kota Solo.
"(Kalau selesai di solo ? Mau ke jateng ?) Enggak tau, ngerampungi gawean (menyelesaikan kerjaan) dulu, fokus kerja di Solo dulu, dua periode atau tidaknya di Solo warga yang pilih, bukan saya," ujar Gibran.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya melalui akun Twitternya, @yunartowijaya, Jumat (7/1/2022) menyinggung soal elektabilitas Gibran.
"Pilkada jateng nanti sepertinya akan jadi isu nasional lagi kalo liat hasil survei terbaru... Nama Gibran jauh di atas nama-nama lain termasuk walkot semarang & wagub incumbent sekalipun... Akan beda ceritanya kalo disurvei pilkada DKI.. Isu politik dinasti potensi jadi beban," tulisnya dalam akunnya.
Popularitas Gibran tertinggi menduduki peringkat pertama dengan angka 52,8 persen dari hasil survei Charta Politica Indonesia periode 28 September-3 Oktober 2021.
Popularitas Gibran mengalahkan Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen (10 persen) dan Hendrar Prihadi (6,5 persen).
Survei tersebut dilakukan dengan metode wawancara tatap muka terhadap 800 responden, berusia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih pemilu. [rda]