WahanaNews-Solo | Ikon perayaan Tahun Baru Imlek 2022, Lampion Shio Macan di depan Balai Kota Solo ambruk terhempas hujan deras disertai angin yang mengguyur Kota Bengawan, Selasa (1/2/2022) siang.
Akibatnya, para pengunjung yang hendak menonton dan berfoto dengan latar lampion itu pun dibuat kecele.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Pantauan wartawan, meski baru saja hujan deras dan tanah masih basah sekitar pukul 15.30 WIB, pengunjung kawasan Pasar Gede dan Balai Kota sudah ramai.
Pengunjung masih tampak berswafoto di bawah puluhan lampion yang tergantung.
Namun, mereka tak bisa berfoto dengan latar lampion shio macan air di halaman Balai Kota Solo karena lampion tersebut sudah roboh.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Pelaksana Humas Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto, mengaku sudah tahu ihwal ambruknya lampion Shio Macan tersebut.
Sumartono mengatakan kontruksi lampion memang pada dasarnya dirancang untuk dekorasi dalam ruangan.
Karenanya sangat mungkin lampion roboh saat diguyur hujan deras beserta angin.
“Memang itu [kontruksi lampion] dekorasi untuk indoor. Misalnya saat orang nikahan. Kalau di luar enggak pas hujan angin aman. Tapi kan tadi hujan dan angin, mungkin tidak dipersiapkan untuk ketahanannya,” terangnya.
Sumartono menambahkan tim dekorasi dan panitia segera merenovasi dan memperkuat lampion yang roboh itu pada Selasa (1/2/2022) sore.
”Ya, sudah saya pesen [sampaikan]. Lebih diperkuat. Ini cuma kayu,” imbuhnya.
Renovasi
Ia juga berharap proses renovasi bisa selesai dengan cepat.
Lampion shio macan ditargetkan tetap menyala sampai hari-hari selanjutnya.
“Iya dinyalakan seperti semula. Semoga malam ini selesai,” imbuhnya.
Sementara itu, pengunjung asal Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, DIY, Anna mengaku ia sekeluarga kecele melihat lampion shio di depan Balai Kota Solo yang hancur tersebut.
Rencananya, setelah dari Sukoharjo, Anna akan menikmati sore hari menonton lampion Imlek di halaman Balai Kota Solo.
Namun, situasinya berbeda. “Kecele. Saya dari Sleman, sengaja mau ke sini. Enggak tau nek ambruk. Habis ini paling ya pulang,” kata Anna saat ditemui wartawan.
Anna berharap pemasangan lampion atau hiburan lain lebih diperhatikan aspek kekuatannya.
“Mungkin diperkuat lagi biar engga begini,” jelasnya.
Hal senada dikatakan warga Tasikmadu, Karanganyar, Herdiana.
Ia bersama anaknya tiba di halaman Balai Kota Solo saat lampion shio telah ambruk dihantam hujan angin.
“Sampai sini udah ambruk. Saya sama anak, niatnya mau nyore,” jelas Herdiana.