WahanaNews-Solo | Selain menyimpan potensi berupa kerajinan kain tenun kluwung gedong, Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen, juga mempunyai tempat menarik yaitu Sumur Mendungsari Pangersa (Weling Putih).
Konon sumur tersebut dijaga oleh seorang dayang, perempuan cantik yang berubah menjadi seekor belut putih.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Ngebung sendiri adalah salah satu desa budaya sebagai program Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sumur Mendungsari Pangersa menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar.
Menurut Pendamping Kebudayaan Desa Ngebung, Wakimin, sumur ini dipercayai masyarakat sekitar memiliki penjaga seorang wanita atau biasa disebut dayang. Dayang itu tak lain adalah seekor belut putih.
“Menurut [mitos] warga sekitar, penjaga sumur tersebut adalah seorang perempuan cantik yang bernama Siti Murni yang bisa berubah menjadi belut putih,” terang Wakimin.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
Sebelum membuat sumur tersebut, dahulu warga sekitar juga menyelenggarakan beberapa ritual sebagai salah satu syarat pembuatan sumur. Ritual pertama, masyarakat harus bertapa selama 40 hari tanpa makan dan minum.
“Setelah masyarakat bertapa, kemudian akan mendapat petunjuk atau ilham, untuk masyarakat mengadakan syukuran atau bancakan. Kemudian sumur tersebut akan mengeluarkan air,” tambah Tekle, sapaan akrab Wakimin.
Tidak hanya itu, masyarakat harus mengadakan tarian tradisional yang dikenal sebagai klenengan. Sebelum menyelenggarakan hajatan, masyarakat harus memberikan sesaji ke sumur tersebut.
“Konon katanya apabila seseorang sedang hamil kemudian mandi atau membasuh mukanya saat gerhana bulan, maka apabila anaknya perempuan akan menjadi cantik, dan jika laki-laki akan menjadi tampan,” tambahnya.
Pembuatan sumur tersebut tidak menggunakan bahan bangunan seperti sekarang. Masyarakat dahulu hanya menggunakan tumpukan batu besar yang tersusun rapi.
Sekitar 1997, masyarakat sekitar membuat tanggul sumur yang lebih tinggi, sebagai salah satu cara menjaga keaslian sumur tersebut. Sumur Mendungsari Pangersa terletak di area persawahan, tepatnya di sebelah barat daya Klaster Museum Manusia Purba Ngebung dengan jarak tidak mencapai 100 meter.
Ngebung sendiri merupakan bagian dari Situs Sangiran yang banyak ditemukan fosil manusia maupun benda purbakala.
Tidak hanya fosil, di Desa Ngebung juga terdapat satu-satunya perajin tenun kluwung gendong yaitu Surati, serta wayang purba yang diinisiasi oleh tiga pemuda desa setempat.[zbr]