WahanaNews-Solo | Media sosial Instagram digegerkan dengan sebuah rekaman video seorang difabel cerebral palsy diduga mendapat penolakan ketika naik KRL dari Stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah.
Dalam video itu berdurasi kurang lebih 2 menit itu, calon penumpang ditolak dengan alasan kursi roda tiga yang dipakai ukurannya terlalu panjang.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ungkap 4 Kekuatan RI, Apa Saja?
Petugas yang menolak mengatakan kepada calon penumpang untuk menggunakan transportasi lain karena kursi yang roda tiga tidak bisa masuk ke dalam KRL.
"Kita menyarankan mas e naik transportasi yang lain karena ini perintah atasan," kata salah satu petugas dalam rekaman video tersebut.
Diketahui, calon penumpang KRL bernama Yuhan ini sempat meminta petugas untuk memanggilkan atasannya agar ia mengetahui alasan dirinya tidak diperbolehkan naik KRL.
Baca Juga:
Sejumlah Aset ASEAN Para Games 2022 Dihibahkan ke Pemkot Solo
"Saya mau ngomong sama atasannya. Saya butuh alasan yang logis," ucapnya.
Rencananya Yuhan mau berangkat dari Solo ke Yogyakarta dengan menaiki KRL. Setelah cukup lama berdebat dengan beberapa petugas karena tidak bisa naik KRL, akhirnya dirinya meninggalkan lokasi tersebut.
Kamis (28/7/2022) Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan menjelaskan, pihaknya sudah mengetahui video yang sedang viral itu.
"Jadi selama ini standarnya kursi roda saja. Karena kan di dalam KRL sendiri itu ada aturan kan barang bawaannya gitu. Standar kami kalau naik sepeda ya sepeda lipat kan," kata dia.
Pihaknya mengaku akan melakukan koordinasi dengan ke komunitas difabel terkait aturan naik KRL pasca insiden tersebut.
"Kita akan berkoordinasi ke komunitas difabel yang berhubungan difabel bahwa seperti apa sih standarnya alat bantu difabel (naik KRL)," ungkap dia.
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, akan mencari tahu terkait masalah Yuhan yang ditolak naik KRL karena ukuran kursinya terlalu panjang.
"Harusnya tidak apa-apa. Coba nanti tak cari ya. Numpak BST (Batik Solo Trans) rak po-po (naik BST tidak apa-apa)," ungkap dia.
Gibran sendiri sangat menyayangkan adanya insiden penolakan terhadap penyandang disabilitas naik KRL karena kursi rodanya terlalu panjang.
Pasalnnya di Solo sendiri sedang menjadi tuan rumah pelaksanaan ASEAN Para Games 2022.
"Iya, kita tuan rumah ASEAN Para Games terus ada kaya gitu. Nanti saya coba saya cari. Harusnya boleh. Coba nanti kita komunikasikan ya," kata Gibran.[zbr]