WahanaNews-Solo | Kota Solo dipilih sebagai tuan rumah pertemuan pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 yang akan digelar pada 29-30 Maret 2022 karena memiliki sejarah kejayaan yang panjang sebagai kota industri.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko Cahyanto menjelaskan, ada beberapa alasan terpilihnya Solo sebagai tuan rumah pertemuan TIIWG.
Baca Juga:
Pesan Keras untuk China, AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Pembawa 153 Rudal ke Pasifik Barat
Pertama, Solo merupakan sebuah kota yang memiliki sejarah kejayaan yang panjang, sudah lebih dari seratus tahun yang lalu menjadi pusat industrialisasi di pulau Jawa.
"Bahkan di sana dulu ada pabrik gula yang dibangun oleh Mangkunegoro IV, itu merupakan pabrik gula terbesar di dunia saat itu," ungkap Eko dalam diskusi daring bertema "Persiapan Pertemuan Pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20" yang digelar Forum Merdeka Barat (FMB9), Senin (21/3/2022).
Kedua, lanjut Eko, pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) di Solo Raya juga bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:
Trump Ingin AS Kuasai Gaza dan Ubah Jadi Zona Kebebasan
Jadi, kalau dilihat saat ini, Solo juga menjadi satu wilayah di mana industralisasi cukup masif dibangun.
"Dan bicara Solo Raya, selama sepuluh tahun terakhir, industrialisasi itu cukup masif. Beberapa industri memilih Solo Raya sebagai home base dari produksi mereka. Itulah sebabnya Kota Solo sengaja ditampilkan dalam presidensi G20.
Sebagai kota yang tidak hanya menampilkan industri baik yang lama maupun yang baru, tetapi juga satu tempat di mana tradisi terus dijaga.