WahanaNews-Solo | Tidak adanya layanan kesehatan jiwa atau mental di Kota Solo menjadi sorotan warga.
Aduan mengenai hal itu antara lain disampaikan melalui laman Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS).
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Ada tiga aduan selama Juni 2022 terkait tidak adanya layanan psikologi atau kesehatan di puskesmas Kota Bengawan.
Dinas Kesehatan Kota Solo sendiri merespons salah satu aduan pada 15 Juni 2022 pukul 14:27:48 WIB.
DKK mengakui belum adanya puskesmas di Kota Solo yang menyediakan layanan konsultasi psikologi.
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
“Selamat siang sdr Lia Terima kasih masukannya. Di Kota Surakarta belum ada Puskesmas yang menyediakan jasa konsultasi psikologi. Terima kasih,” tulis admin DKK.
Mengutip sehatnegeriku.kemkes.go.id, data Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebut hampir 12 juta orang kelompok umur di atas 15 tahun di Indonesia mengalami depresi. Dari jumlah itu, hanya 9 persen yang menjalani perawatan medis.
Dimintai tanggapannya mengenai hal itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Ginda Ferachtriawan, mengatakan soal layanan kesehatan mental itu akan disampaikan dalam pertemuan DPRD Kota Solo dan DKK pada Senin (20/6/2022).
“Oh besok ini kami pertemuan, besok langsung disampaikan. Senin kami ketemu kok dengan Dinas Kesehatan nanti akan dibawa (disampaikan) ke sini,” terang Ginda, Minggu (19/6/2022).
Aduan dari masyarakat akan menjadi bekal awal untuk menggali lebih dalam kebutuhan masyarakat Kota Solo tentang kesehatan mental dan layanan kesehatannya.
“Itu kan juga jadi data awal kami untuk mencari tahu lebih dalam lagi soal kesehatan mental seperti apa. Jangan-jangan pemerintah kota juga sudah punya data misalnya jumlah orang yang mempunyai masalah kesehatan mental sehingga butuh psikolog atau apa gitu dan kita saling mengisi gitu,” tuturnya.
Media Sosial
Saat ditanya apakah mungkin untuk mengadakan layanan kesehatan mental atau psikologi di puskesmas Kota Solo, Ginda mengatakan sangat mungkin.
Namun hal itu akan ditinjau seberapa perlunya masyarakat terhadap layanan kesehatan jiwa.
“Kalau ditanya secara kemungkinan ya sangat mungkin. Kalau memang dirasa perlu yang perlu ada. Kami perhatikan masalah layanan ini seberapa banyak kebutuhannya. Artinya seberapa banyak nantinya yang akan dilakukan pemkot,” imbuhnya.
Ginda menilai seiring perkembangan zaman, banyak hal bisa menjadi penyebab gangguan kesehatan jiwa. Ia menyoroti media sosial juga menjadi salah satu penyebab munculnya masalah kesehatan jiwa pada masyarakat.
Hal itu menurutnya sangat berbeda dengan zaman dulu.
“Masalah kesehatan bukan hanya kesehatan fisik tapi kesehatan mental juga. Kita tahu juga penyebabnya kalau zaman dulu mungkin. Tapi kalau sekarang ini kan sosial media juga mempengaruhi kadang-kadang,” terangnya.
Isu layanan kesehatan mental nantinya akan menjadi salah satu bahan rapat evaluasi bersama DKK Solo. Apa saja yang telah dilakukan oleh Pemkot Solo dalam menangani masalah kesehatan jiwa.
“Besok akan ada rapat evaluasi dengan DKK. Jadi ini akan jadi salah satu catatan untuk kami sampaikan terkait kesehatan mental. Apa saja yang telah dilakukan di tingkat pemerintah kota,” ujarnya.[zbr]