WahanaNews - Jateng | Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta bupati, camat dan kades untuk memastikan data ibu hamil di tiap daerah. Tujuannya agar kasus stunting bisa dicegah sedini mungkin.
Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau Gerakan Hidup Sehat pada acara Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Baca Juga:
Terduga Teroris di Tiga Lokasi Ditangkap Densus di Jateng
Diketahui, tahun 2023 ini Jateng juga menerima Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) dari pemerintah pusat sebesar Rp376 miliar. Nantinya, dana anggaran tersebut akan dialokasikan untuk 35 kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah untuk program percepatan penuruan stunting.
Ganjar juga mengecek pencegahan dan penanganan stunting di Desa Prampelan dan menemukan 2 anak terkena stunting, serta 21 ibu hamil yang kandungannya bermasalah. Ganjar pun meminta mereka untuk didampingi dan dipantau terus-menerus.
“Rata-rata bidannya cukup sigap. Pertama harus tahu data, berapa data ibu hamil, berapa yang stunting, berapa yang kandungannya bermasalah, sehingga potensi AKI-AKB bisa dideteksi sejak dini,” ujar Gubernur Ganjar, dikutip Senin (23/1/2023).
Baca Juga:
Kemensos Lakukan Pendampingan Menyeluruh Kasus Rudapaksa di Demak Jateng
Ia menjelaskan, selama kurun waktu tahun 2019-2021, Jateng berhasil menurunkan stunting lebih cepat dari pemerintah pusat. Pada 2019, angka stunting nasional sama dengan Jawa Tengah, yakni sebesar 27 persen. Namun tahun 2021-2022, stunting Jateng berhasil turun menjadi 20,9 persen, sementara nasional masih 24 persen.
Agar penurunan stunting lebih cepat dan mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024, Ganjar bakal turun langsung ke lapangan untuk memastikan pencegahan dan penanganan stunting berjalan optimal.
“Kita diminta untuk menekan (stunting) dengan cepat. Minggu ini saya akan keliling ke beberapa tempat untuk mendata itu, paketnya sama untuk kemiskinan ekstrem, kemiskinan non esktrem terus ibu hamil, stunting kita paketkan,” papar Ganjar.
Keseriusannya dalam menangani stunting ditunjukkan dengan adanya program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat). Cara Ganjar itu pun terbukti mampu menurunkan stunting di Jateng.
“Sekaligus mengedukasi kepada orang tua juga bahwa anaknya jangan dinikahkan dini. Kalau target setiap kabupaten kota sudah ada, maka sekarang kita akan kumpulkan dari target itu untuk kita sesuaikan dengan target pusat,” jelas Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga menggalakkan edukasi kepada remaja, khususnya remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah atau TTD. Kemudian untuk ibu hamil, Ganjar meminta asupan gizi yang diberikan seimbang agar kandungan bisa lahir dengan sehat.
“Saya senang tadi ada anak-anak muda yang diedukasi agar tidak menikah dini, kita inline dengan program BKKBN untuk mencegah pernikahan dini, stunting dan anak-anak dapat informasi yang lebih jelas,” pungkasnya.[mga]