JATENG.WAHANANEWS.CO, Purwokerto - Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyatakan bahwa program angkutan mudik dan balik gratis merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman dan kembali ke tempat kerja setelahnya.
"Ini adalah salah satu upaya untuk memastikan bahwa semua orang dapat merayakan Lebaran bersama keluarga tanpa harus khawatir dengan biaya transportasi yang relatif meningkat pada saat-saat seperti ini," katanya saat "Pelepasan Angkutan Balik Mudik Gratis Lebaran 2025" yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan di Terminal Bus Tipe A Bulupitu, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (5/4/2025).
Baca Juga:
Plh Bupati Banyumas Harap Banyumas Job Fair 2025 Kurangi Pengangguran dan Kemiskinan
Ia mengharapkan dengan adanya program arus balik atau milir gratis tersebut dapat memberikan alternatif transportasi yang memadai, sehingga semua orang bisa kembali ke tempat kerja atau tempat usaha dengan tepat waktu.
Menurut dia, program tersebut juga menjadi bagian dari upaya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas selama musim mudik dan balik Lebaran tahun ini.
"Pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi umum seperti bus, kereta api, ataupun moda transportasi umum lainnya," katanya menjelaskan.
Baca Juga:
KPU Banyumas Musnahkan Kelebihan Surat Suara Pilkada Serentak 2024 di Gudang
Dengan demikian, kata dia, tidak hanya akan membantu mengurangi kemacetan juga lebih ramah lingkungan.
Ia pun berpesan kepada para pemilir untuk lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan maupun menjalani usaha masing-masing.
"Semoga bertemunya dengan sanak saudara di kampung halaman dapat memberikan energi dan semangat baru guna meraih kesuksesan. Mari kita tetap semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari demi masa depan yang lebih baik bagi kita semua," katanya.
Ditemui usai melepas keberangkatan angkutan balik gratis, Bupati mengatakan jumlah armada bus gratis yang diberangkatkan dari Purwokerto menuju Jakarta dan sekitarnya sebanyak delapan unit.
Kendati demikian, dia mengakui tidak semua bus tersebut dipenuhi oleh para pemudik yang hendak kembali bekerja di perantauan.
"Mungkin wara-wara-nya kurang. Mungkin tahun depan akan kita perbaiki supaya kalau Kementerian Perhubungan mengadakan mudik gratis bersinergi dengan kita, di Jakarta kan banyak komunitas-komunitas, paguyuban-paguyuban orang Banyumas Raya," katanya.
Bupati mengharapkan program mudik dan milir gratis ke depan dapat berjalan lebih baik lagi.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang pemilir yang hendak kembali ke Depok, Rustam mengaku sangat terbantu dengan adanya angkutan mudik dan balik gratis tersebut, sehingga dia bersama keluarga dapat menghemat biaya transportasi untuk mudik ke Banjarnegara maupun balik ke Depok.
"Kalau keluar ongkos sendiri ya berat, apalagi saya berempat, kalau satu tiket Rp350 ribu, empat orang berarti Rp1,4 juta, sehingga kalau pulang pergi minimal Rp2,8 juta. Jadi angkutan mudik dan balik gratis ini sangat membantu dan saya rasa pelayanannya dari tahun ke tahun makin baik," katanya.
Akan tetapi, kata dia, kuota peserta mudik dan milir gratis pada Lebaran 2025 lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga masyarakat harus gerak cepat untuk mendapatkan tiket gratis.
Kendati demikian, dia menyayangkan dalam bus yang digunakan untuk angkutan mudik dan balik gratis sering kali didapati bangku yang tidak ada penumpangnya, padahal saat pendaftaran ada informasi jika kuota sudah penuh.
"Seperti saat ini saja, ada bangku yang kosong. Mungkin ada orang yang iseng untuk mendapatkan tiket gratis tapi tidak jadi berangkat karena hanya ingin mengamankan akunnya agar tidak hangus, sedangkan orang yang benar-benar ingin pulang justru tidak bisa mendapatkan tiket," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, ke depan diharapkan ketika registrasi ulang ternyata ada peserta yang batal berangkat, pihak penyelenggara dapat membuka kembali pendaftaran agar masyarakat yang benar-benar ingin mudik maupun milir gratis bisa mendapatkan fasilitas tersebut.
Bahkan jika memungkinkan, lanjut dia, pihak penyelenggara dapat memberlakukan semacam deposit yang nantinya dikembalikan kepada peserta dalam bentuk uang atau barang seperti kaos dan sebagainya saat keberangkatan.
Menurut dia, deposit tersebut dapat diterapkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya orang-orang yang hanya iseng mendaftar tapi tidak jadi berangkat.
"Kalau ada deposit kan dia mau berangkat, kalau enggak berangkat ya duit hilang 'kan sayang walaupun cuma Rp50 ribu atau Rp100 ribu, biar tidak terjadi kekosongan-kekosongan seperti ini," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]