Jateng.WahanaNews.co | Konser grup band rock legendaris Amerika Serikat, Dream Theater, bertajuk Top of The World Tour yang akan digelar di Area Parkir A dan B Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8/2022) mulai pukul 20.00 WIB, didukung penuh oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
PT PLN akan menjadi penyuplai utama tegangan listrik selama konser bertaraf internasional tersebut. Hal itu disampaikan General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jateng dan Jogja, Muhammad Irwansyah Putra, Selasa (9/8/2022) sore.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Irwansyah hadir saat konferensi pers Konser Dream Theater di Hotel Alila Solo bersama Founder Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, dan tokoh masyarakat Solo, Blontank Poer. Kehadiran PLN dalam konser Dream Theater di Solo terasa istimewa.
Sebab selama ini para event organizer (EO) atau promotor terkesan takut menggunakan jasa PT PLN. Mereka lebih memilih menggunakan genset sebagai pembangkit tenaga listriknya. Kondisi itu diakui dan disadari jajaran petinggi PT PLN.
“Sekarang kami sudah bisa menjamin bahwa ini jelas akan mengurangi biaya dari pelaksanaan kegiatan yang besar. Suplai utamanya nanti dari PLN, backup kedua dari PLN, genset ini hanya sebagai backup ketiga keempat,” ujarnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menurut Irwansyah, PLN mulai masuk ke kegiatan-kegiatan seperti itu untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa perusahaan pelat merah tersebut mampu. PT PLN memberikan layanan andal tanpa gangguan kedip tegangan listrik.
“Saat ini kami sudah dapat menyuplai sebagai sumber utama, kemudian kami backup dengan ACOS untuk penjulang kedua yang masuk ke dalam arena kegiatan. Kemudian peralatan sensitif tanpa kedip kami backup dengan UPS,” katanya.
Irwansyah menuturkan pasokan daya di sistem kelistrikan Jateng-DIY yang menaungi wilayah Solo dalam kondisi aman. Daya mampu sebesar 800 megaWatt (MW) dan beban puncak 217 MW.
Tanpa Kedip Tegangan
Sehingga masih ada cadangan daya 583 MW atau 72 persen. Sementara perkiraan kebutuhan listrik untuk konser band Dream Theater di Solo hanya 1,5 MW. Irwansyah mengungkapkan guna menjaga keandalan pasokan listrik untuk konser Dream Theater, PLN juga menyiapkan beragam peralatan.
Peralatan itu seperti tiga unit Uninterruptible Power Supply (UPS) 100 kilovolt ampere (kVA) dan 80 kVA, lima unit genset 500 kVA dan 250 kVA, unit gardu bergerak, dan tiga unit kabel bergerak.
Perlengkapan itu dilengkapi ACOS ( Automatic Change Over Switch) sehingga apabila sumber listrik utama mengalami gangguan bisa segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan secara otomatis.
“Kami telah memiliki skema-skema khusus untuk mem-backup event-event besar seperti ini. Sehingga ke depannya kami harap EO tidak ragu lagi menjalin kerja sama dengan PLN. Karena PLN mampu menyediakan suplai listrik yang andal dan murah,” tutur Irwansyah.
Lebih dari itu, Irwansyah mengatakan para EO tidak perlu repot harus membawa genset. Beberapa waktu terakhir PLN telah mendukung berbagai kegiatan berkelas seperti G20 di Jogja, Solo, Bali, dan Lombok.
Juga event MotoGP di Jakarta dan ASEAN Para Games (APG) di Solo. “Kami sebagai suplai utama energinya,” tegasnya.
Ihwal genset yang juga disiapkan PT PLN dalam konser Dream Theater di Solo, menurut Irwansyah, sekadar antisipasi terjadinya force majeure. “Pesan moral ke depan bahwa EO tak perlu bawa bawa-bawa genset,” urai dia.
Lebih Murah
Sementara itu, Founder Rajawali Indonesia, Anas Alimi, selaku Event Organizer (EO) atau promotor konser menyampaikan kegembiraannya sebab dukungan PLN yang bisa menyuplai listrik dengan harga murah. Setelah pandemi ini memang banyak sekali konser di berbagai daerah Indonesia.
Ia berharap PLN bisa masuk pada pasar tersebut sehingga membantu ekonomi masyarakat bangkit kembali. “Waktu pertama ditawari saya termasuk orang yang kaget, karena ternyata suplai dari PLN jauh lebih murah daripada pakai genset. Jadi saya pikir kalau PLN masuk pada industri ini akan sangat membantu teman-teman EO dan promotor,” tutur Anas.
Lebih lanjut ia menyampaikan konser bertaraf internasional ini mampu menjadi stimulus bangkitnya perekonomian masyarakat. “Jadi memang 70 persen penonton besok dari luar kota sehingga hotel-hotel di Solo penuh. Harapan kita music tourism bisa menggeliat dan menggerakkan sektor yang lain termasuk kuliner khas dari kota Solo,” Jelas Anas.
Dalam konser ini nantinya juga akan dimeriahkan oleh tenant-tenant yang menyajikan beragam kuliner khas Solo, hal ini diharapkan menjadi multiplier effect dengan memberi ruang untuk bisnis kuliner Solo dapat kembali bangkit dan berkembang.[gab]