Isu strategis dalam dokumen ini adalah pembangunan rendah karbon (mitigasi perubahan iklim), pembangunan berketahanan iklim (adaptasi perubahan iklim), dan kebijakan tata ruang.
“Penerapan circular economy di Jawa Tengah memiliki potensi yang besar, untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” katanya.
Baca Juga:
Korupsi Proyek Perkeretaapian, Anggota Pokja di Purwokerto Terima Sejumlah Uang
Wagub menuturkan, terdapat banyak potensi penerapan circular economy di Jawa Tengah. Ia mencontohkan di bidang pertanian dan perkebunan.
Sebagai salah satu pusat pertanian di Indonesia, Jawa tengah memiliki potensi untuk mengembangkan praktik pertanian regeneratif dan perkebunan yang ramah lingkungan.
Praktiknya pun dapat dilakukan melalui penggunaan pupuk organik, pengurangan penggunaan pestisida kimia, dan pengelolaan limbah pertanian.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik Unggulkan Elektabilitas Luthfi-Yasin di Pilgub Jawa Tengah
Di sektor energi baru terbarukan, imbuhnya, Jawa Tengah memiliki banyak sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, hidro, dan bioenergi. Pemanfaatan sumber energi ini akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendukung transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Wagub juga mencontohkan potensi penerapan circular economy di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Pengembangan industri kreatif yang berbasis pada kearifan lokal dan sumber daya alam, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan daya saing ekonomi Jawa Tengah.
“Pariwisata berkelanjutan juga dapat diintegrasikan ke dalam konsep circular economy, seperti pengembangan desa wisata yang mengedepankan prinsip berkelanjutan dan pelestarian lingkungan,” pungkasnya.[mga]