WahanaNews - Jateng | Dalam upaya pemberantasan kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng), Gubernur Ganjar Pranowo terus mendorong peran berbagai pihak untuk terlibat, di antaranya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah.
"Maka hari ini Baznas menjadi satu kekuatan dari umat untuk umat. Banyak hal yang bisa dikerjakan, seperti pesan Pak Wapres tadi, yang memerintahkan kepada kami agar menanggulangi kemiskinan ekstrem bahkan stunting. Nah di kami, Baznas ini yang kami optimalkan, selalu kami ajak bersama," kata Ganjar usai menerima penghargaan sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat di Indonesia dari Baznas RI di Jakarta, Senin (21/3/2023) lalu.
Baca Juga:
Ganjar Dilaporkan ke KPK Terkait Gratifikasi, IPW: Cashback Capai 16 Persen
Ganjar menjelaskan, selama ini, Baznas Jateng memang menjadi contoh bagi daerah lain. Bahkan saat acara, ada Baznas dari Palu yang ingin meminta bantuan pada Ganjar, baik bantuan secara langsung maupun pendampingan dan pengelolaan.
"Saya katakan pasti bisa, karena ini syaratnya tidak ada territory. Lalu saya tanya kenapa mintanya ke kami tidak menggali potensi yang ada di sana, mereka jawab kami belum optimal. Maka di samping usulan yang akan diajukan ke Baznas Jateng, mereka juga mau belajar bagaimana mengelola," ucapnya.
Menurutnya, pengelolaan Baznas di Jateng tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif, tapi juga yang sifatnya produktif. Misalnya, untuk pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance, pemberdayaan penyuluh agama Islam, serta pelatihan kerja bagi ribuan orang.
Baca Juga:
Temui Masyayikh Se-Indonesia, Ganjar Gagas Program Insentif Guru Keagamaan di Level Nasional
Sedangkan, kegiatan penyaluran zakat yang bersifat konsumtif meliputi bantuan fakir miskin, beasiswa pendidikan S1, S2, S3, pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), renovasi masjid, musola, dan ponpes, renovasi sekolah, madrasah, dan TPQ, bantuan korban bencana, serta pelayanan kesehatan masyarakat.
"Maka hari ini Baznas menjadi satu kekuatan dari umat untuk umat. Banyak hal yang bisa dikerjakan, seperti pesan Pak Wapres tadi, yang memerintahkan kepada kami agar menanggulangi kemiskinan ekstrem, bahkan stunting. Nah, di kami Baznas ini yang kami optimalkan, selalu kami ajak bersama," pungkasnya.
Diketahui, sepanjang 2022, Baznas Jateng telah mengalokasikan 50 persen dana zakat infak dan sedekah (ZIS) yang terkumpul untuk mengatasi kemiskinan dan stunting.
Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji menjelaskan, pengentasan orang dari zona kemiskinan menjadi program prioritas. Hal itu diwujudkan dengan pemberdayaan penerima zakat, melalui pelatihan kerja maupun pemberian modal produktif.
“Dana yang masuk ke Baznas Jateng 50 persen untuk pemberdayaan. Ada pelatihan kerja dan bantuan modal. Pelatihan kerja ada 8.000 orang dan pemberian modal kepada 6.000 orang. Total pemberdayaan ada 14 ribu orang. Asumsinya bila satu orang bisa mengentaskan tiga orang untuk anak dan istri, maka ada 50 ribu orang yang dapat manfaat,” jelas Darodji.
Jenis pelatihan kerja yang dilakukan, lanjut Darodji, meliputi beberapa bidang ketrampilan, di antaranya pengolahan sampah jadi pupuk, ternak lele, keterampilan menyetir, perbengkelan, hingga tukang bangunan.
Selain pemberdayaan, peran aktif Baznas Jateng juga diwujudkan dalam pembenahan rumah tidak layak huni (RTLH). Untuk hal tersebut, Baznas Jateng bekerja sama dengan Disperakim Jawa Tengah, sebagai pemilik data RTLH.
Bantuan juga disalurkan melalui program “Satu OPD Satu Desa Binaan”. Program yang diasuh oleh masing-masing dinas di Pemprov Jateng itu, antara lain pembenahan RTLH, serta berbagai pelatihan kerja.
Sedangkan, terkait penanganan stunting, Darodji mengatakan, Baznas Jateng melakukan dua langkah. Pertama langkah kuratif dan promotif preventif.
“Untuk stunting kami berikan bantuan berupa paket sembako ditambah daging kalengan. Tahun 2022 kami sembeli 53 ekor sapi yang diwujudkan jadi 39.000 daging sapi kalengan, yang salah satunya untuk mengatasi stunting,” paparnya.
Selain itu, ke depan Baznas Jateng bekerja sama dengan BKKBN untuk memberikan konsultasi pranikah, terkait pencegahan stunting. Hal itu dengan memberikan edukasi agar timbul kesadaran memikirkan gizi anak yang kelak dilahirkan.
“Kami juga ingin berikan kesadaran pada calon pengantin, agar nanti kalau melahirkan anak, hendaknya bisa memikirkan gizi anak mereka. Nantinya ada di Boyolali dan Kabupaten Tegal, kami nanti akan kerja sama dengan BKKBN dan libatkan KUA,” tutur Darodji.
Dia menambahkan, dana zakat yang terkumpul satu di antaranya berasal dari ASN Pemprov Jateng. Selain pemberdayaan dan penanganan stunting dana yang terhimpun juga digunakan untuk perbaikan sarana ibadah, juga bantuan orang sakit.
“Tingkat kemiskinan kita (Jateng) masih sekitar 10-11 persen, harapannya bisa berkurang satu digit jadi sembilan persen. Dana yang terkumpul diusahakan produktif, untuk cegah kemiskinan ekstrem,” tandas Darodji.
Sepanjang 2022, Baznas Jateng berhasil menghimpun dana sebesar Rp82,61 miliar dengan rincian Rp82,3 miliar dari zakat serta Rp299,7 juta dari infak.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp47,24 miliar didistribusikan untuk asnaf fakir miskin, Rp10 juta untuk asnaf muallaf, Rp30,58 miliar untuk asnaf sabilillah, Rp159,3 juta untuk asnaf gharim, Rp37,6 juta untuk asnaf ibnu sabil, dan Rp11,6 miliar untuk asnaf amil.[mga]