"Kalau kemiskinan ekstrem diukur pengeluaran mereka Rp 400 ribu, bagaimana agar mereka pengeluarannya lebih dari itu. Sehingga dari indikator akan memungkinkan. Hasil analisis sementara kita mereka tidak bekerja, maka mereka butuh pekerjaan," jelas Ganjar.
Upaya hilirisasi juga dilakukan Ganjar dengan mengajak perusaahan untuk menyediakan lapangan pekerjaan, bagi usia produktif pengangguran yang kondisi perekonomiannya masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Baca Juga:
Ganjar Dilaporkan ke KPK Terkait Gratifikasi, IPW: Cashback Capai 16 Persen
Melalui sekolah gratis di SMK Jateng yang merupakan gagasan Ganjar yang kini berjumlah 18 sekolah, diharapkan anak yang bersekolah di sana bisa mengasah kemampuan dan memiliki ijazah, sehingga perusahaan akan lebih banyak menyerap tenaga kerja lokal.
"Perusahaan ini kita ajak mereka bekerja sama menerima mereka-mereka yang tidak bekerja dan dalam kemiskinan ekstrem. Lalu sekolah, mereka yang membutuhkan sekolah rata-rata," kata Ganjar.
"Mudah-mudahan dari SMK Jateng sekarang ada 18, mereka bisa kita titipkan ke sana tentunya dengan kebijakan. Harapan kita mereka bisa sekolah, terus nanti indikator kemiskinannya akan bisa kita selesaikan," lanjut Ganjar.
Baca Juga:
Temui Masyayikh Se-Indonesia, Ganjar Gagas Program Insentif Guru Keagamaan di Level Nasional
Beragam strategi lain juga dilakukan Ganjar untuk mengurangi angka kemiskinan di Jateng. Seperti melalui program Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang kini nominal bantuannya ditambah hingga Rp4 juta lebih. Selain itu, ada juga program rumah tidak layak huni (RTLH) yang kini sudah mencapai jutaan unit hingga bantuan jambanisasi.
Sebagai informasi, Ganjar juga memberikan bantuan pemasangan listrik untuk 517 rumah dan 4 unit digester biogas di Pemalang senilai Rp 420 juta. Lalu di Brebes, Ganjar menyalurkan pemasangan listrik gratis untuk 934 rumah dan 3 unit digester biogas seharga Rp 1,2 miliar.[mga]