Jateng.WahanaNews.co, Batang - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meningkatkan intervensi serentak di semua puskesmas dan posyandu dengan menargetkan tiga kelompok, yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan balita, sebagai upaya untuk mencegah kasus stunting di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didik Wisnuhardanto di Batang Senin (3/6/2024), mengatakan bahwa tiga kelompok tersebut berpotensi menimbulkan kasus stunting baru sehingga sedini mungkin harus dicegah dan diperhatikan untuk meminimalisasi munculnya stunting.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
"Oleh karena itu, kami akan terus memantau intensif terhadap tiga periode kehidupan tersebut karena merupakan siklus kehidupan yang akan terus berputar," katanya.
Menurut dia, bagi calon pengantin perlu dilakukan skrining layak hamil atau tidak, pengukuran lingkar lengan atas, dan intervensi tata laksana.
Kemudian, kata dia, untuk balita perlu dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar lengan agar bisa diketahui perkembangan kondisi kesehatan pada anak tersebut.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
"Demikian juga, bagi ibu hamil juga perlu dilakukan penimbangan berat badan secara teratur sebagai upaya mengetahui kondisi janin di dalam kandungan," katanya.
Ia yang didampingi Sekretaris Ida Susilaksmi mengatakan, bagi calon pengantin jika yang bersangkutan mengalami masalah kesehatan maka akan dilakukan langkah penanganan agar saat menikah bisa dikategorikan siap hamil secara sehat.
Hal itu, katanya, menjadi penting karena pencegahan stunting harus dilakukan sebelum bayi lahir, termasuk mencegah terjadinya gizi buruk pada ibu hamil, sehingga saat melahirkan kondisi bayi memiliki berat dan panjang badan sesuai standar.
"Berdasarkan data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat hingga 1 Mei 2024, angka stunting masih mencapai 9,22 persen," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]