Selain itu, Tohom Purba yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menganalisis strategi pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah. Menurutnya, dengan menggabungkan investasi infrastruktur, pengembangan SDM, dan prinsip keberlanjutan lingkungan, Industropolis Batang memiliki potensi menjadi pusat manufaktur dan logistik yang menonjol di Asia Tenggara.
"Strategi integratif semacam ini akan memastikan pertumbuhan ekonomi tidak hanya cepat tapi juga berkelanjutan,” katanya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: Sampah Kini Jadi Rebutan, Bahkan Bisa Jadi Bahan Bangun Rumah
KEK Industropolis Batang, lanjut Tohom, bukan hanya soal pabrik dan gudang.
"Ini soal bagaimana Jawa Tengah membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan ekonomi global, sambil tetap menjaga identitas dan kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Investor pun menunjukkan optimisme tinggi. Mr. Goh Seng Lee dari PSA International mencontoh keberhasilan pusat logistik modern di Riyadh dan Dammam sebagai model.
Baca Juga:
Suami Istri Tewas di Desa Bungku, Ini Penjelasan Polisi
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan pentingnya roadmap pembangunan yang jelas agar pertumbuhan ekonomi berjalan seiring kelestarian lingkungan.
Acara ini juga menandai peluncuran dua inisiatif digital, yaitu aplikasi Jateng Ngopeni Nglakoni (JNN) dan program Internet Desa Gratis. Kedua program ini diharapkan memperkuat konektivitas dan akses bagi masyarakat lokal.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]