Jateng.WahanaNews.co | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, meminta seluruh unit pelaksana teknis (UPT) BPBD untuk meningkatkan koordinasi dengan semua komponen yang ada di wilayah masing-masing dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi mengatakan koordinasi tersebut perlu dilakukan karena berdasarkan prakiraan BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga tanggal 18 Oktober 2022.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Hari ini (16 Oktober), cuaca cukup cerah. Saya mohon seluruh UPT BPBD untuk bisa melaksanakan pemantauan terhadap pohon-pohon besar pengayom yang berpotensi roboh karena sudah keropos serta daunnya terlalu lebat," kata Wijonardi mengutip Antara, Minggu 16 Oktober.
Jika ada pohon-pohon pengayom yang berpotensi roboh, kata dia, segera ajukan permohonan ke pemangku kepentingan di wilayah masing-masing untuk dilakukan pemangkasan.
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya bencana yang ditimbulkan oleh angin kencang dan dapat berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Terkait pohon pengayom yang biasanya berdekatan dengan jaringan listrik PLN, mohon dari pihak PLN untuk melakukan pemantauan terhadap kabel-kabel listrik yang bersentuhan dengan pohon-pohon pengayom," katanya.
Ia mengatakan saat ini sudah ada kekhawatiran warga di beberapa wilayah, khususnya Kecamatan Kroya terhadap kabel-kabel PLN yang menyentuh pepohonan.
Oleh karena itu, kata dia, para kepala UPT BPBD dimohon untuk segera melaksanakan koordinasi dengan seluruh komponen pemangku kepentingan di wilayah masing-masing termasuk PLN.
"Dengan demikian, upaya pengurangan risiko bencana (PRB) bisa dilaksanakan sedini mungkin," kata Wijonardi.
BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang pada Ahad (16/10) merilis prospek cuaca ektrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada periode 16-18 Oktober 2022.
Prospek atau potensi cuaca ekstrem tersebut diketahui berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer meliputi adanya pola belokan angin di sekitar wilayah Jateng serta anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa memicu adanya peningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Selain itu, kelembapan udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia khususnya Jateng.
Terkait dengan hal itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.[gab]